Pemerintah dinilai belum siap sambut revolusi industri 4.0
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, mengatakan program pemerintah belum maksimal untuk menurunkan ketimpangan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Padahal, Indonesia tengah dihadapkan tantangan digitalisasi dan revolusi industri keempat.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, mengatakan program pemerintah belum maksimal untuk menurunkan ketimpangan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Padahal, Indonesia tengah dihadapkan tantangan digitalisasi dan revolusi industri keempat.
"Program pemerintah belum sampai ke ujung tombak sasaran agar optimal, akses tenaga kerja kita dapat pelatihan minim sekali," kata Enny dalam sebuah acara diskusi di Cikini, Jakarta, Selasa (23/1).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Di mana permasalahan tentang tenaga kerja terjadi? Susahnya cari Kerja di Indonesia Sulitnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Apa yang dilakukan Kawasan Industri Batang untuk menyerap tenaga kerja lokal? Penyerapan tenaga kerja dimulai dari warga desa penyangga yang ada di sekitar KITB. Warga yang direkrut tersebut adalah warga yang telah mendapatkan pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan.
Enny mengungkapkan, meski sudah banyak pelatihan dan peserta, nyatanya masih banyak tenaga kerja yang belum terserap. "Sekalipun ikut pelatihan, tak ada jaminan dapat pekerjaan," ujarnya.
Sekjen Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Abdul Waidl, menyebutkan bahwa revolusi industri keempat berpotensi meningkatkan ketimpangan terutama antara pekerja yang memiliki keahlian dan tidak. "Padahal 52 persen angkatan kerja yang ada saat ini berpendidikan SMP ke bawah. Kondisi demikian tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja," ujarnya.
Abdul Waidl menambahkan peningkatan kesempatan kerja, disertai upah laik, kondisi kerja yang baik, serta tidak ada diskriminatif bagi pekerja perempuan haruslah juga menjadi prioritas pemerintah.
"Pemerintah sudah membuat quick win menuju pembangunan berkeadilan melalui redistribusi lahan. Namun secara umum pemerintah belum menunjukkan fokus perhatian dalam upayanya untuk mencapai ekonomi berkeadilan tersebut."
"Seperti halnya penguatan kapasitas melalui pendidikan vokasi di mana anggaran yang dialokasikan masih sangat kecil dan cenderung diabaikan, dibanding dengan alokasi untuk pendidikan formal. Pada tahun 2017 misalnya, pemerintah hanya mengalokasikan Rp 2,5 triliun untuk pendidikan vokasi."
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengingatkan semua pihak untuk bersiap menyambut revolusi industri keempat atau 4.0 yang berbasis digital. Presiden Jokowi mengatakan, revolusi industri ke empat telah datang bahkan terjadi serentak di seluruh negara di dunia. Baik revolusi dimensi digital, fisik, biologis, artificial intelligence (rekayasa kecerdasan), maupun bio engineering (rekayasa genetika).
Revolusi tersebut harus direspons cepat dengan kebijakan strategis. Jika tidak, maka akan melemahkan tatanan ekonomi. "Kalau tidak kita antisipasi dengan strategi ekonomi negara, strategi bisnis negara, baik secara makro maupun mikro akan sangat berbahaya sekali bagi tatanan ekonomi yang telah kita buat bertahun-tahun," jelasnya.
Presiden Jokowi memprediksi revolusi industri ini, akan menggoyang lapangan kerja di Indonesia. Apalagi, International Labour Organization (ILO) memperkirakan sekitar 56 persen lapangan kerja akan hilang akibat adanya mesin otomatis atau robotic yang dapat menggantikan tenaga manusia.
Baca juga:
Kemnaker kembali gerebek upaya pengiriman TKI ilegal ke Timur Tengah
Duterte usul larang tenaga kerja Filipina ke Kuwait karena sering alami kekerasan
Survei: Optimisme bisnis dunia 2018 tinggi, banyak perusahaan tambah jumlah pekerja
Sri Mulyani harap perguruan tinggi fokus ciptakan tenaga kerja berkompeten
Jokowi pastikan dana program padat karya Rp 12 triliun cair di Januari 2018
'Fokus saya bukan pemerataan pembangunan namun pendapatan masyarakat'
Dari PHK hingga tingkat keamanan kerja masih jadi PR pemerintah di 2018