Pemerintah gagal genjot investasi pertanian
Pemerintah daerah diminta lebih aktif menarik investor masuk ke bisnis pertanian.
Pertanian menjadi salah satu sektor usaha yang kurang diminati investor. Sepanjang 2009-2013, realisasi investasi domestik di sektor pertanian hanya Rp 37,7 triliun setara 9,6 persen dari total investasi di Indonesia. Sementara, investasi asing hanya USD 5,38 miliar (5,7 persen).
"Investasi masih jauh dari yang diharapkan, padahal potensi pertanian lebih besar (dari sektor lain)," ujar Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Senin (14/4).
-
Kapan orang kaya berinvestasi? Orang kaya berinvestasi untuk jangka panjang dan tidak panik saat pasar bergejolak.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana uang berperan dalam penimbunan kekayaan? Ini berarti menyimpan uang sama artinya dengan menyimpan kekayaan.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
Investasi yang minim membuat alih fungsi lahan pertanian menjadi sulit diatasi. Dampaknya, Indonesia terpaksa mengandalkan impor untuk menutupi kebutuhan pangan.
"Sektor ini seharusnya tetap penting, karena 38 persen angkatan kerja terserap ke sektor pertanian," kata Suswono.
Pemerintah selama ini coba mengarahkan investasi ke beberapa sub-sektor potensial. Semisal penyediaan pangan berkelanjutan, tenaga kerja, serta penyedia bahan baku industri.
Suswono meminta pemerintah daerah untuk lebih aktif menarik investor masuk ke bisnis pertanian. Dia melihat sejumlah usaha pertanian memiliki prospek cerah.
Diantaranya, peremajaan kebun rakyat, khususnya sawit, kakao, teh, dan kopi.
Kemudian, pengembangan pupuk dan vaksin ternak organik menyusul kebutuhan pangan bebas pestisida dan bahan kimia lainnya meningkat seiring pertumbuhan kelas menengah. "Di masa depan kita perlu cukup banyak pangan organik," tandasnya.
Lalu, transportasi ternak. Suswono heran bisnis tersebut tidak banyak diminati oleh investor. Padahal bisnis ini sangat menjanjikan seiring meningginya permintaan daging di Indonesia.
"Sistem distribusi ternak saat ini masih sangat memprihatinkan, biaya tinggi. Ini karena distributor kurang armada," ungkapnya.
(mdk/yud)