Pengusaha Minta Menteri Edhy Longgarkan Aturan Ekspor Anakan Ikan Arwana
Sebagai pengusaha ikan Arwana Jardini Papua, Nababan mengaku keberatan dengan aturan pemerintah yang menentukan ukuran penjualan anakan arwana 12 centimeter. Dia meminta ukuran standar diturunkan menjadi 3,5 cm sampai 5 cm.
Ketua Asosiasi Jardini Indonesia, M. G Nababan mendatangi kantor Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Nababan meminta kelonggaran terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 21 tahun 2014 tentang Larangan Pengeluaran Ikan Hias Anak Ikan Arwana, Benih Ikan Biota Hidup dan ikan Biota Hidup dari Wilayah Negara Republik Indonesia Ke Luar Wilayah Keluar Wilayah Negara Republik Indonesia.
Sebagai pengusaha ikan Arwana Jardini Papua, Nababan mengaku keberatan dengan aturan pemerintah yang menentukan ukuran penjualan anakan arwana 12 centimeter. Dia meminta ukuran standar diturunkan menjadi 3,5 cm sampai 5 cm.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Bagaimana upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
-
Apa yang sedang didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk para pelaku usaha pemindangan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong skema kemitraan para pelaku usaha pemindangan dengan penyedia bahan baku ikan agar ketersediaan bahan baku pengolahan pindang dapat terjamin.
Dia meminta Menteri Edhy untuk segera mengambil keputusan atas permohonannya lantaran masa panen anakan arwana semakin dekat. "Kami berharap Pak Menteri meninjau ulang aturan Permen 21/2014. Waktu panen sudah dekat pak, Oktober sampai Januari," kata Nababan dalam pertemuan tersebut, Jakarta, Selasa (25/8).
Lebih jauh dia menjelaskan, alasan usulan tersebut karena biaya pemeliharaan menjadi membengkak. Meliputi biaya pakan, obat-obatan, dan aksesoris penampungan.
Sementara banyak masyarakat Papua yang menggantungkan hidup dari menangkap anakan ikan arwana untuk diperdagangkan. Dia menambahkan penangkapan yang digunakan pun secara tradisional sehingga tidak merusak habitat ikan arwana. "Yang terpenting indukannya jangan ditangkap," kata dia.
Sebagai informasi, Arwana jardini tersebar di Merauke, Bouvendigul, Mappi dan Asmat. Namun kata Nababan, pemanfaatan ikan endemik ini hanya dilakukan di Merauke dan Bouvendigul. Pelepasliaran pun sering dilakukan untuk menjaga jardini tetap lestari.
Pemerintah Janji Kaji Aturan Ekspor
Menanggapi itu, Menteri Edhy mengaku meminta waktu untuk melakukan pengkajian atas permohonan Nababan. Saat ini pun baleid yang dimaksud juga tengah dalam proses kajian ulang di internal Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sehingga setiap masukan menjadi bahan pertimbangan KKP sebelum adanya keputusan final. Dia ingin keputusan nantinya berpihak pada ekonomi dan juga alam.
"Kami minta waktu untuk mendalami ini. Pak Presiden memang sudah berpesan untuk tidak mempersulit masyarakat yang ingin berusaha," kata Edhy.
Selain itu, Menteri Edhy meminta tim Ditjen Perikanan Budidaya dan BRSDM untuk memulai uji coba budidaya arwana Papua. Lewat budidaya, pemanfaatan ekonomi oleh masyarakat dan keberlanjutan bisa sejalan.
(mdk/bim)