Penjualan Suplemen dan Masker Topang Laba Kimia Farma di Triwulan-I 2020
Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo mengatakan, pada triwulan I dan II ada dua faktor yang menyumbang laba Kimia Farma. Kedua faktor tersebut terletak pada ritel dan distribusi.
PT Kimia Farma Tbk mencatat laba operasi pada triwulan I-2020 naik 87,94 persen menjadi Rp160,836 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun laba operasi Kimia Farma pada tahun lalu sebesar Rp85,577 miliar.
Direktur Pengembangan Bisnis, Imam Fathorrahman mengatakan, laba perusahaan pada triwulan I-2020 sebagian besar disumbang oleh penjualan suplemen dan masker yang sempat melejit. Masyarakat sempat melakukan pembelian besar-besaran atau panic buying karena pandemi virus corona.
-
Dimana BPOM mendorong industri obat dan makanan untuk memproduksi produk ramah lingkungan? Selain menyelenggarakan forum dialog, dalam rangkaian kegiatan puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, BPOM memberikan apresiasi kepada industri obat dan makanan yang proaktif menerapkan produksi berkelanjutan berwawasan lingkungan.
-
Dimana fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia diresmikan? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9).
-
Dimana pabrik obat kuno itu ditemukan? Pabrik ini ditemukan di dalam kompleks kuil di kota kuno Trakia, Turki.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Apa yang diungkapkan oleh Plt. Kepala BPOM tentang produk kosmetik dan obat herbal di Indonesia? “Indonesia memiliki banyak sekali produk obat-obatan herbal, suplemen kesehatan, maupun kosmetik yang bisa diproduksi dalam negeri dengan bahan baku lokal,” kata Rizka dikutip pada Minggu (4/8).
-
Dimana contoh proses produksi kimiawi dilakukan? Contoh Produksi pada perusahaan obat-obatan, tambang minyak
"Beberapa produk-produk juga suplemen dan masker. Jadi itu yang heavy di triwulan I dan triwulan II," ujar Imam dalam video conference, Jakarta, Rabu (29/7).
Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo mengatakan, pada triwulan I dan II ada dua faktor yang menyumbang laba Kimia Farma. Kedua faktor tersebut terletak pada ritel dan distribusi.
"Jadi di triwulan 1 itu yang meng-generate revenue Kimia Farma Group adalah ada dua sektor kita, yaitu yang di ritel sama yang distribusi. Sedangkan produknya, karena pada saat triwulan I itu masih skalanya umum karena puncak orang panic buying nya itu pada bulan Maret-April," paparnya.
Sementara itu, penjualan obat-obatan yang berkaitan dengan Covid-19 milik Kimia Farma mulai dicari pembeli pada Maret-April. Pada saat tersebut, pemerintah baru mengumumkan sudah ada penduduk Indonesia yang terinfeksi oleh virus corona.
"Maret-April baru rombongan untuk obat-obat yang menyangkut Covid dan menyangkut vitamin mulai naik daun. Adapun sampai sekarang obat-obatan ataupun hal tersebut pada Kimia Farma Tbk group, produk itu tersedia baik finish produk ataupun bahan baku obat tersedia cukup pada kondisi saat ini," jelasnya.
"Sebagai contoh klorokuin kita masih punya 6 juta tablet dan hidroksiklorokuin kurang lebih kita punya 1,5 juta tablet dan azitromisin kurang lebih punya 3,5 juta tablet. itu kurang lebih gambaran obat-obatan yang mensupport Covid-19," sambungnya.
Penjualan Sektor Lain Turun
Dalam kesempatan yang sama, Verdi mengatakan, penjualan beberapa produk yang tidak termasuk untuk penanganan Virus Corona mengalami penurunan sepanjang triwulan I dan II. Namun, secara keseluruhan pendapatan perusahaan pelat merah tersebut masih tergolong positif.
"Jadi memang benar pada saat awal pandemi Covid Kimia Farma mendapat penugasan menyiapkan produk-produk terkait. Itu ada klorokuin, ada hidroksiklorokuin, ada azitromisin, ada avigen sehingga meningkatkan penjualan. Namun beberapa produk yang tidak terkait Covid mengalami penurunan penjualan, secara total Kimia Farma masih tumbuh," tandasnya.