Per 23 Februari 2021, Penyaluran Pupuk Subsidi Capai 1,2 Juta Ton
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal menyampaikan, jumlah itu mencapai 13 persen dari alokasi pupuk bersubsidi tahun 2021 yang ditetapkan oleh Permentan Nomor 49 Tahun 2020 sebesar 9,04 juta ton.
PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 1.212.970 ton hingga 23 Februari 2021.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal menyampaikan, jumlah itu mencapai 13 persen dari alokasi pupuk bersubsidi tahun 2021 yang ditetapkan oleh Permentan Nomor 49 Tahun 2020 sebesar 9,04 juta ton.
-
Apa itu Pudak? Pudak adalah makanan khas dari Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Makanan ini memiliki rasa manis yang bersumber dari gula sebagai bahan bakunya. Cara memasaknya yaitu dengan cara dikukus.
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Apa yang dimaksud dengan Subak? Ternyata, Subak bukan sekadar nama tempat, melainkan metode pengairan di wilayah tersebut. Menurut Wikipedia, Subak merupakan kegiatan ritual keagamaan yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang sepakat mengelola sistem pengairan sawah.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Apa yang dijual di Depok? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Dalam kasus ini, polisi total menangkap delapan pelaku.
"Kami terus menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan alokasi dan dosis yang telah ditetapkan Kementan," ujar Gusrizal dalam kunjungan kerjanya di Padang dikutip dari Antara, Kamis (25/2).
Adapun rincian pupuk bersubsidi yang telah disalurkan oleh Pupuk Indonesia hingga bulan Februari adalah 576.776 ton urea, 43.189 ton SP-36, 100.382 ton ZA, 413.736 ton NPK, dan 78.886 ton pupuk organik granul.
Dia menegaskan pupuk bersubsidi hanya bisa didapatkan petani yang berhak dan dengan dosis dan alokasi yang telah ditentukan.
"Kami terus berkoordinasi dengan Kementan untuk memastikan penyaluran pupuk berjalan dengan baik," katanya.
Sesuai peraturan yang berlaku, dia menyampaikan perseroan menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar dalam e-RDKK, serta memiliki Kartu Tani. "Bagi petani yang belum mendapatkan Kartu Tani dapat tetap kami layani secara manual selama dia terdaftar di e-RDKK, kata Gusrizal.
Bagi petani yang masih belum tercukupi kebutuhannya, dia mengatakan, Pupuk Indonesia menyediakan alternatif produk-produk non-subsidi.
Saat ini Pupuk Indonesia telah mempersiapkan pupuk bersubsidi di gudang-gudang lini 3 sebanyak 895.019 ton, dengan rincian 407.156 ton urea, 206.086 ton NPK, 87.510 ton SP-36, 101.290 ton ZA, 74.162 ton pupuk organik, dan 19.815 ton pupuk organik cair.
Proses Distribusi
Selain itu, Gusrizal juga mengatakan dalam proses distribusi Pupuk Indonesia juga selalu mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku, seperti Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian secara nasional mulai dari Lini I sampai dengan Lini IV serta Permentan Nomor 49 Tahun 2020 Tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2021.
Sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan pupuk petani, Pupuk Indonesia juga telah mengembangkan Program Agro Solution yaitu program berkesinambungan yang memberikan pendampingan kepada petani untuk memudahkan mereka dalam menjalankan siklus produksi pertanian dengan memberikan kemudahan akses bagi petani untuk memperoleh modal usaha, benih, pupuk dan obat-obatan berkualitas, dan yang terpenting adalah jaminan offtaker atau pembeli, serta ada asuransi untuk melindungi petani jika terjadi gagal panen.
"Peserta program ini berhasil meningkatkan produktivitas mereka dari rata-rata 5 ton menjadi 9 ton per hektar. Harapannya, dengan peningkatan produksi, pendapatan juga meningkat dan bisa mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi," kata Gusrizal.
(mdk/idr)