Perang di Ukraina Masih Berlangsung Bikin Rupiah Melemah ke Rp14.369 per USD
Rupiah dibuka di Rp14.360 per USD, melemah dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.345 per USD. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tertekan perang yang masih berlangsung di Ukraina.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Senin (28/3). Rupiah dibuka di Rp14.360 per USD, melemah dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.345 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat tipis usai pembukaan ke Rp14.353 per USD. Namun, kembali melemah hingga menyentuh Rp14.369 per USD. Saat ini, Rupiah menguat tipis ke Rp 14.364 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tertekan perang yang masih berlangsung di Ukraina. "Belum ada perkembangan menuju kesepakatan damai (antara Ukraina dan Rusia)," ujar Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Senin (28/3).
Menurut dia, perang telah memicu risiko inflasi dengan naiknya harga-harga komoditi di mana inflasi bisa menekan pertumbuhan ekonomi global. Di sisi lain, pasar juga masih mempertimbangkan potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed yang agresif tahun ini.
Tingkat imbal (yield) hasil obligasi pemerintah AS telah menguat selama tiga minggu terakhir, di mana yield surat utang Negeri Paman Sam tenor 10 tahun sempat menyentuh kisaran 2,5 persen pada perdagangan akhir pekan kemarin.
"Level yang belum pernah disentuh sejak 6 Mei 2019," ucap dia.
Maka dari itu, kenaikan tingkat imbal hasil tersebut mengindikasikan pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS akan lebih agresif tahun ini. Pekan ini, data tenaga kerja AS yang akan dirilis bisa mendukung kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif pada tahun ini, dengan pertimbangan tingkat inflasi yang tinggi dan data tenaga kerja yang positif.
Untuk hari ini, mata uang Garuda diperkirakan melemah ke rentang Rp14.360 hingga Rp14.380 per USD, dengan potensi penguatan ke arah Rp14.330 per USD.
Baca juga:
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.346 per USD, Ini Faktor Pemicunya
The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga, Rupiah Melemah ke Rp14.352 per USD
Rupiah Bergerak Melemah Dipicu Kekhawatiran Kenaikan Inflasi Global
Jumlah Uang Beredar Capai Rp7.672,4 Triliun per Februari 2022
Rupiah Ditutup Menguat Tipis di Rp14.346 per USD
Rupiah Menguat Dibayangi Proyeksi Kebijakan Agresif The Fed