PLN Blak-blakan Penyebab di Balik Krisis Batubara pada Awal Tahun
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berharap peran Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara (ASPEBINDO) menjaga ketahanan energi untuk kelistrikan. Termasuk memenuhi kontrak dan aturan Domestic Market Obligation (DMO).
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berharap peran Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara (ASPEBINDO) menjaga ketahanan energi untuk kelistrikan. Termasuk memenuhi kontrak dan aturan Domestic Market Obligation (DMO).
"Agar kebutuhan batubara untuk pembangkit tetap terpenuhi dan terjaga aman secara berkelanjutan," kata Direktur Energi Primer PT PLN, Hartanto Wibowo, dalam Indonesia Energy Outlook 2022, Kamis (17/2).
-
Kapan produksi tambang batu bara di Sawahlunto meningkat? Pada tahun 1892, produksi tambang batu bara Sawahlunto meningkat hingga mencapai 48.000 ton.
-
Bagaimana PT Adaro Indonesia memulai usahanya di bidang pertambangan batubara? Dengan meningkatnya fokus pada batubara, pada tahun 1976 Departemen Pertambangan membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan mengundang tender untuk blok-blok tersebut. Perusahaan Pemerintah Spanyol Enadimsa menawar Blok 8 di Kabupaten Tanjung Kalimantan Selatan, karena batu bara diketahui ada di kabupaten tersebut dari singkapan yang dipetakan oleh ahli geologi Belanda pada tahun 1930-an dan dari persimpangan di kedalaman sumur minyak yang dibor oleh Pertamina pada tahun 1960-an.
-
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan merupakan kumpulan mineral. Mineral adalah kristal tunggal yang terdiri dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen dan karbon.
-
Apa saja produk yang dihasilkan Kilang Pertamina Plaju saat ini? Saat ini kilang memproduksi Pertalite, Solar, Biosolar, Avtur, Dexlite, Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur. Selain produk BBM, Kilang Pertamina Plaju juga memproduksi LPG dan beberapa jenis gas lainnya.
-
Apa yang PT ERELA produksi? PT ERELA memproduksi berbagai macam sediaan obat seperti kapsul, tablet, kaplet, sirup, salep kulit, tetes telinga, tetes hidung, dan tetes mata, yang mengikuti kebutuhan pasar.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk meningkatkan produksi padi di lahan rawa mineral di Banyuasin? Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi dan indeks pertanian (IP) secara signifikan sebagai upaya meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional melalui kegiatan optimasi lahan (Opla) rawa mineral. Salah satunya dilakukan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) seluas sekitar 22.000 hektare (Ha)
Hartanto mengungkapkan harga batubara di pasar internasional berdasarkan Newcastle Index mengalami kenaikan sejak Oktober 2020 dan masih berlanjut. "HBA bulanan tahun 2021 mencapai puncaknya di bulan November 2021, dengan nilai USD 205,1/MT, dan per Januari 2022 nilai HBA menjadi USD 158,5/MT, serta Februari 2022 meningkat kembali USD 188,4/MT," ujarnya.
Menurutnya, HBA terus bergerak dan HBA yang tinggi ini jauh di atas harga beli PLN yang diatur dengan Keputusan Menteri ESDM di mana pagu HBA USD 70/MT. Kalau dikalkulasikan, jika membeli batubara 4.600 GAR maka harga pasarnya itu USD 114/MT.
"Dengan pagu USD 70/MT, maka PLN akan membeli harga USD 46/MT. Tentu setiap vessel 70 ribu MT akan berbeda pendapatan bagi rekan-rekan pengusaha, kalau mereka jual ke pasar dapatnya Rp 115 miliar, kalau jual ke PLN hanya Rp 46 miliar. Sehingga selisih pendapatan 1 vessel 70 ribu itu kira-kira RP 68 miliar," jelasnya.
Inilah yang menjadi tantangan bersama, PLN berharap komitmen pengusaha termasuk yang tergabung dalam Aspebindo, untuk tetap berkomitmen memenuhi kontrak dengan PLN dan DMO sesuai keputusan Menteri ESDM.
Bekerja Sama Bangun Kedaulatan Energi
Hartanto ingin, bersama stakeholders lain berkolaborasi untuk membangun ekosistem bisnis yang sehat dalam rangka menjaga kedaulatan energi nasional.
Kemudian, mengembangkan model bisnis dan inovasi untuk merespon perubahan landskap sektor energi, seperti transisi energi, pengembangan pembangkit EBT termasuk baterai dan carbon capture, electrifying lifestyle (electric vehicle, kompor induksi), co-firing, dan pengembangan teknologi digital.
Menurutnya, ketahanan dan Kedaulatan Energi memerlukan orkestrasi berbagai pihak baik dari Regulator, BUMN, Pelaku Usaha, dan stakeholder lainnya.
"Kedaulatan energi nasional itu hanya akan mungkin kita capai kalau kita seluruh stakeholder dalam sektor ini bekerjasama berkolaborasi untuk mencapai tujuan utama yang kita cita-citakan," ucapnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)