Presiden Jokowi: Kita Butuh Investasi Rp1.650 Triliun di 2024
Jokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.
Jokowi mengakui bahwa target realisasi investasi tersebut bukanlah hal yang mudah dengan situasi dunia saat ini
Presiden Jokowi: Kita Butuh Investasi Rp1.650 Triliun di 2024
Presiden Jokowi: Kita Butuh Investasi Rp1.650 Triliun di 2024
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuyebut bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,7 persen di tahun 2024 membutuhkan realisasi investasi sebesar Rp1.650 triliun.
Jokowi mengakui bahwa realisasi investasi tersebut bukanlah hal yang mudah dengan situasi dunia saat ini yang tidak mendukung. Tetapi Jokowi meyakini kerja keras atas semua pihak bisa menyelesaikan target tersebut.
- Jokowi Jualan Tanah IKN Nusantara ke Investor: Sekarang per Meter Masih Rp1 Juta, Minggu Depan Naik
- RS Pertama di IKN Mulai Dibangun, Jokowi: Bisa Tarik Pasien dari Luar Negeri
- Jokowi Minta Lahan di IKN Siap untuk Investasi: Kita Dikejar-kejar Investor
- Presiden Jokowi Berhenti Melangkah Pundak Ditekan Macron
"Bukan hal yang gampang dengan situasi dunia sekarang yang tidak mendukung, tetapi saya meyakini kerja keras kita semunya akan bisa menyelesaikan target investasi yang kita buat ini Rp1.650 triliun," kata Jokowi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2023, Jakarta, Kamis (7/12).
Jokowi menceritakan pengalaman di tahun 2022 dan 2023, yang mana tanpa bantuan investasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan dan membaik. Namun demikia, Jokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.
"Kita harus bersaing, berkejar-kejaran dengan negara lain yg juga mengejar investasi. Tapi yang paling penting saya kira pelayanan kepada investor itu yg terus diselesaikan, kalau ada keluhan segera selesaikan, kalau ada masalah segera selesaikan, mereka akan merasa terbantu," kata Jokowi.
Dia menjelaskan, sejak Indonesia merdeka hingga tahun 2020 kuartal III, investasi di Pulau Jawa lebih besar dibandingkan di luar Pulau Jawa. Namun sejak kuartal III 2020 hingga kuartal III 2023 investasi di luar Pulau Jawa sudah lebih besar dibandingkan di Pulau Jawa.
"PMA (Penanaman Modal Asing) Sulawesi Tengah mengalahkan Jakarta, mengalahkan Jawa Timur, mengalahkan Maluku Utara, bukan karena menterinta orang timur, tapi karena kebaikan Bapak Presiden memberikan penguatan kepada Kementerian Investasi," kata Bahlil.
Menurut Bahlil ciri investasi yang berkualitas adalah penyerapan investasi. Sesuai dengan mandat Presiden, dia bilang mengurus investasi jangan hanya yang besar-besar saja, tetapi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga harus diurus.
"Maka kami laporkan, tahun 2022, selain target investasi kita Rp1.207 triliun. Alhamdulillah UMKM mampu memberkan kontirbusi kurang lebih Rp340 triliun di luar Rp1.207 tirliun sebagai bentuk afirmatif negara dalam memberikan kemudahan mereka lewat NIB gratis," jelasnya.
"Tapi alhamdulillah FDI kita dari sejak 2020 sampai sekarang PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) itu perimbangannya 52-53 persen PMA dan PMDN kita itu 47-48 persen PMDN," jelasnya.
Bahkan kata Bahlil, FDI Indonesia tertinggi di Asia Tenggara.
"FDI yg masuk di dunia itu yg pertama benua Amerika, yg kedua adalah Asia Tenggara, dan Asia Tenggara untuk sektor keuangan Singapur paling besar, tapi di sektor riil Indonesia yg paling besar," terangnya.
merdeka.com