PT DI yakin tak akan dililit utang seperti Merpati
Dulu, pabrik pesawat ini kolaps karena utang pada pemerintah, tak seperti Merpati yang menunggak swasta.
PT. Dirgantara Indonesia (DI) enggan dianggap bermasalah seperti maskapai PT. Merpati Nusantara Airlines (MNA). Walau sama-sama perusahaan BUMN terlilit utang, tapi industri strategis ini mempunyai kontrak dengan perusahaan-perusahaan raksasa dari luar negeri.
"Di cashflow masih ada kontrak baru. DI punya kontrak baru. Bukan utang ke pihak tiga," ujar Direktur komersial dan restrukturisasi Budiman Saleh di kantornya, Bandung, Jumat (14/2).
Budiman mengakui, PT DI dulu pernah masuk ke jurang kebangkrutan. Bank menyatakan pabrik didirikan Presiden Ketiga B.J Habibie ini pailit pada 2010. Utang produsen CN 250 Gatotkaca ini ke pemerintah mencapai Rp 3,8 triliun.
Supaya tak ambruk, direksi PT DI mengajukan dana restrukturisasi dan revitalisasi (RR) dari PPA kepada Menteri BUMN, Menteri Keuangan serta meminta persetujuan kepada DPR.
Sebelum minta tolong ke DPR, Budiman mengatakan pihaknya langsung memetakan nominal utang, baik kepada pemerintah, swasta, maupun sesama perusahaan pelat merah. Itu menurutnya, yang membuat nasib PT DI tak seburuk Merpati saat ini.
"PT DI waktu itu kolaps, saya bilang ke pak Dirut, satu peta-petain utang-utang ke pemerintah seperti apa, utang ke swasta seperti apa. DI utang ke pihak ketiga tidak seperti Merpati, kita lebih banyak ke utang ke pemerintah," jelasnya.
Menurut Budiman, utang yang besar ke pemerintah berawal sejak zaman Habibie. Ketika itu pemerintah memberikan utang, namun tidak jelas kapan harus mengembalikan, dan berapa cicilannya.
"Waktu Bu Anny (Wakil Menteri Keuangan periode 2010) bilang semua yang diinjeksi harus jelas pengembaliannya, jangan jadi pinjaman "skeleton", kita langsung buka, diaudit BPK," terangnya.
Mulai 2011, PT DI melakukan program restrukturisasi. Karena masih memiliki kontrak, pemerintah pun percaya mengucurkan dana restrukturisasi dan revitalisasi (RR) sebesar Rp 675 miliar untuk menjalankan kontrak.
Pemerintah kembali memberikan kepercayaan kepada DI dengan menanamkan modal negara, meskipun tidak semua dari yang diminta PTDI.
Perusahaan ini pun sempat meminta penyertaan modal negara sebesar Rp 2,06 triliun, namun pemerintah cuma menyetujui Rp 1,4 triliun. Prosesnya, Rp 1 triliun dicairkan pada November 2012, sedangkan sisa Rp 400 miliar digelontorkan sebulan sesudahnya.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Berapa berat Bumi? Menurut NASA, Massa Bumi berkisar 5,9722×1024 kilogram atau sekitar 13,1 septiliun pon.
-
Kenapa Kemenkumham mendukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia? Tujuannya adalah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
Budiman meyakini, pemerintah mau membantu PT DI karena saat itu berhasil meyakinkan semua pihak, bahwa pabrikan pesawat satu-satunya di Asia Tenggara ini punya banyak rekanan dan pelanggan di luar negeri.
"Selain program ini (kontrak) Kemenkeu, BUMN, dan DPR masih percaya, karena banyak industri raksasa dunia yang masih bergantung sama PT DI," tukas Budiman.
Sebagai informasi PTDI telah menjadi penyedia komponen untuk Boeing, Airbus, Eurocopter, dan bahkan untuk EADS (Perancis). Untuk mitra-mitra tersebut, BUMN berpusat di Kota Kembang ini sukses ditunjuk sebagai pemasok tunggal.
Baca juga:
Tak mampu bayar, 1 pesawat Batavia Air mangkrak di hanggar PT DI
Mengintip aktivitas pabrik PT Dirgantara Indonesia di Bandung
Bahan baku pesawat PT DI bergantung dari impor
3 Perusahaan penerbangan Indonesia bakal unjuk gigi di Singapura
Pesawat dan kereta dapat stimulus ekspor dari negara