Ramai-Ramai Netizen Kenang Kebersamaan dengan Toko Gunung Agung
Toko Gunung Agung kini ramai dibicarakan oleh warganet di media sosial. Kabarnya toko buku ini akan menutup seluruh gerainya pada akhir tahun ini.
Toko Gunung Agung kini ramai dibicarakan oleh warganet di media sosial. Kabarnya toko buku ini akan menutup seluruh gerainya pada akhir tahun ini.
Hal itu pun sangat membuat kaget pelanggan-pelanggan toko buku tersebut. Beberapa warganet melalui Twitter melontarkan komentar kesedihan atas keputusan Toko Gunung Agung yang diambil.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Apa yang dilakukan Rumiyati Ningsih di media sosial? Jadi Seorang Selebgram Tuh, beda banget sama suaminya yang kerja di film, Rumiyati malah asyik banget di sosmed, sekarang jadi selebgram nih.
-
Kenapa rumah sultan di Sidoarjo menjadi sorotan media sosial? Sebuah rumah megah dengan gaya dekorasi klasik seperti istana Disney tengah menjadi sorotan media sosial. Rumah tersebut dimiliki oleh HJ. Mawar Wahyuningsih, seorang pengusaha asal Sidoarjo yang terkenal rendah hati meskipun memiliki kekayaan luar biasa.
-
Apa yang sedang dibahas di media sosial tentang Candi Borobudur? Pada awal September ini, wacana pemasangan chattra di Candi Borobudur sedang intens dibahas di media sosial. Sejatinya, wacana ini bukanlah hal yang baru. Pada tahun 2023 lalu, rencana pemasangan chattra dianggap sebagai salah satu penyempurna dari bangunan stupa dan bisa memberikan aura yang lebih religius pada bangunan tua Candi Borobudur.
-
Apa yang Danang bagikan di media sosial? Pada Selasa, 16/7/2024, Danang membagikan kabar bahwa ia senang karena berhasil melunasi cicilan rumahnya melalui unggahan di media sosialnya.
-
Kenapa kata-kata lucu di media sosial bisa menghibur? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
Dikutip dari Twitter, Senin (22/5), @SuburUdi mengatakan bahwa toko tersebut menjadi saksi pembelajaran ketika dirinya masih menduduki bangku kuliah. Karena dia dapat membaca buku pengetahuan pada saat itu, walaupun tak sempat membelinya.
"Dulu waktu masih kuliah tahun 90an, setiap ke toko Gunung Agung cuma numpang baca doang entah itu baca ilmu pengetahuan, novel de el el. Terimakasih Toko Gunung Agung sudah kasih ilmu pengetahuan gratis meski nggak beli buku di toko mu tapi bisa numpang baca buku-buku bermutu," tulis @SuburUdi.
"Tempang langganan dulu, sayang sekali ya. Mungkin menyesuaikan aman mau buka toko onlinenya," tulis @k4ngdee.
"Inget jaman dulu pas kecil tiap dapat uang lebarang dibuat ke Gunung Agung atau Gramedia beli novel atau komik. Sekarang kalau mau baca mending beli di kindle," tulis @hergimerc.
"Loh di Gunung Agung tempatku masih banyak yang suka narik perhatian aku kok bukunya. Yahk kok tutup," tulis @allyoveusomuch.
"Toko buku legend biasa suka beli di BIP kalau nggak di Kings lama lebih komplit dan bagusan Gunung AGung si dulu mah daripada Gramedia," @rhesaCiel.
Toko Gunung Agung Ditutup Bertahap Sejak 2020
Sejak pandemi Covid-19 pada 2020 perusahaan telah melakukan langkah efisiensi dengan menutup beberapa toko buku Gunung Agung yang tersebar di beberapa kota, seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.
"Penutupan toko/outlet tidak hanya kami lakukan akibat dampak dari pandemi Covid-19 pada tahun 2020 saja, karena kami telah melakukan efisiensi dan efektivitas usaha sejak 2013," tulis direksi PT GA Tiga Belas.
Perusahaan juga mengatakan, alasan efisiensi dan efektivitas usaha tersebut dilakukan untuk berjuang menjaga kelangsungan usaha dan mengatasi kerugian usaha akibat masalah beban biaya operasional tidak sebanding dengan pencapaian penjualan setiap tahunnya.
Hal itu dilakukan akibat masalah beban biaya operasional yang besar dan tidak sebanding dengan pencapaian penjualan setiap tahun yang semakin berat dengan terjadinya pandemi COVID-19 pada awal 2020. Penutupan toko/outlet yang terjadi pada 2020 bukan merupakan penutupan toko/outlet yang terakhir karena pada 2023 juga berencana menutup toko/outlet milik perseroan yang tersisa.
"Keputusan ini harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulan yang semakin besar. Dalam pelaksanaan penutupan toko/outlet yang mana terjadi dalam kurun waktu 2020 sampai dengan 2023 kami melakukannya secara bertahap dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku," tulis perseroan.
(mdk/azz)