Rasio Gini September 2021 Turun Jadi 0,381, Ketimpangan di Perkotaan Masih Tinggi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rasio gini per September 2021 turun menjadi 0,381, dari yang sebesar 0,384 pada Maret 2021 dan 0,385 di September 2020. Diketahui, rasio gini mengukur tingkat ketimpangan pengeluaran Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rasio gini per September 2021 turun menjadi 0,381, dari yang sebesar 0,384 pada Maret 2021 dan 0,385 di September 2020. Diketahui, rasio gini mengukur tingkat ketimpangan pengeluaran Indonesia.
Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan angka rasio gini di perkotaan tercatat 0,398, sedikit lebih tinggi dari perdesaan yang mencapai 0,314.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Kenapa KKP menargetkan pertumbuhan PDB perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga menargetkan pertumbuhan PDB perikanan rata-rata berada di angka 4,00-5,00 persen.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
"Mudah dipahami karena pengeluaran penduduk di perkotaan jaraknya lebih lebar dibanding perdesaan yang memiliki sumber pendapatan relatif sama, yakni dari pertanian," kata Margo dalam Konferensi Pers Profil Kemiskinan di Indonesia September 2021 di Jakarta, dikutip Antara, Senin (17/1).
Dia menjelaskan, angka rasio gini yang semakin mendekati nol menunjukkan tingkat kesenjangan yang semakin baik, sedangkan angka rasio gini yang mendekati satu menggambarkan tingkat kesenjangan yang tinggi.
Meski begitu, angka gini rasio di perkotaan pada September 2021 tersebut tercatat lebih rendah dari Maret 2021 yakni 0,401 dan September 2020 yang sebesar 0,299. Begitu pula dengan angka gini rasio di perdesaan yang menurun dari 0,315 pada Maret 2021 dan 0,319 di September 2020.
Margo menyebutkan penurunan rasio gini tertinggi terjadi di Provinsi Maluku Utara yakni sebesar 0,022 poin, sedangkan peningkatan rasio gini tertinggi di Sulawesi Tengah, yaitu di 0,010 poin jika dibandingkan dengan Maret 2021.
Sementara itu, provinsi yang mempunyai nilai rasio gini tertinggi tercatat di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu sebesar 0,436, sedangkan yang terendah tercatat di Bangka Belitung dengan rasio gini sebesar 0,247.
Jika dibandingkan dengan rasio gini nasional yang sebesar 0,381, BPS melaporkan terdapat tujuh provinsi dengan angka rasio gini lebih tinggi, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,436, DKI Jakarta sebesar 0,411, Gorontalo sebesar 0,409, Jawa Barat sebesar 0,406, Papua sebesar 0,396, Sulawesi Tenggara sebesar 0,394, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,339.
Baca juga:
Rencana Tax Amnesty Jilid II Ciptakan Ketimpangan
Jokowi Tekankan Perluasan Akses Permodalan Atasi Ketimpangan Sosial
Denyut Kehidupan di Bawah Jalur Kereta Ibu Kota
Pemerintah Ungkap Penyebab Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah
Tingkatkan Ekonomi, Koperasi Ponpes Diizinkan Kelola HGU Lahan Pemprov Jabar
Potret Ketimpangan RI, Harta 4 Orang Terkaya Indonesia Setara Milik 100 Juta Warga