Raup laba 2015 Rp 4,52 T, Semen Indonesia sebar dividen Rp 1,81 T
Perseroan juga mengalokasikan laba bersih sebesar 60 persen atau sebesar Rp 2,71 triliun sebagai cadangan.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba 2015 sebesar Rp 4,52 triliun. Para pemegang saham menyepakati pembagian dividen sebesar Rp 1,81 triliun atau 40 persen dari laba.
Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra mengatakan perseroan juga mengalokasikan laba bersih sebesar 60 persen atau sebesar Rp 2,71 triliun sebagai cadangan.
"Nilai dividen tahun buku 2015 yang dibagikan kepada pemegang saham tersebut setara dengan Rp 304,91 per lembar saham," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di JW Marriot, Jakarta, Jumat (13/5).
Sementara dari sisi penjualan, termasuk Thang Long Cement di Vietnam, meningkat 0,6 persen dibandingkan 2014 menjadi 28,7 juta ton. "Di pasar domestik, volume penjualan perseroan sebesar 26,1 juta ton dengan penguasaan pangsa pasar 43 persen," kata dia.
Perusahaan pelat merah ini mencatat total konsumsi semen di Indonesia tahun lalu sebesar 61 juta ton. Konsumsi sebesar ini mengalami kenaikan 0,9 persen dari 2014 sebesar 59,91 juta ton.
Sedangkan, untuk kinerja kuartal pertama tahun ini, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 6,02 triliun. Pendapatan ini turun sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 6,34 triliun.
Rizkan menjelaskan bahwa penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya total volume penjualan. "Volume penjualan menjadi 6,56 juta ton, atau turun 0,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,61 juta ton. Serta tekanan harga jual sebagai akibat dari naiknya tingkat persaingan di pasar domestik," tuturnya.
Rizkan menambahkan, laba bersih kuartal pertama 2016 tercatat sebesar Rp 1,03 triliun atau turun sekitar 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,19 triliun.
Meskipun demikian, lanjut dia, melalui berbagai upaya efisiensi pihaknya berhasil menurunkan beban pokok penjualan sebesar 5 persen atau menjadi Rp 3,60 triliun. "Tahun lalu, Beban Pokok Penjualan tercatat sebesar Rp 3,78 triliun," tandasnya.
Baca juga:
Semen Indonesia angkat Rizkan Chandra sebagai direktur utama
Konversi BBM truk ke BBG, Semen Indonesia hemat Rp 1 T per tahun
Semen Indonesia gandeng Surveyor lakukan survei proyek
Gandeng swasta lokal, Semen Indonesia bikin anak usaha di Aceh
Tuding putusan hakim tidak cermat, PT SMS bakal ajukan banding
Ganjar mengaku di-bully warga jelang putusan sengketa pabrik semen
Putusan sengketa pembangunan pabrik semen,warga padati PTUN Semarang
-
Kapan Pasar Tradisional Selo buka? Walaupun setingkat kecamatan, namun pasar itu tidak memiliki bangunan megah. Di pasar itu banyak ditemui para pedagang yang menjual buah-buahan. Biasanya pasar itu buka pada setiap hari pasaran Wage dan Legi.Walaupun hanya buka dua kali dalam lima hari, namun saat buka suasana pasar tidaklah terlalu ramai.
-
Apa yang terjadi di Pasar Setan? Konon, pasar ini terletak di salah satu sabana luas yang menjadi jalur pendakian, dimana beberapa pendaki telah mengalami pengalaman yang tak terlupakan. Beberapa di antaranya melaporkan mendengar suara berisik dan keramaian yang mirip dengan suasana pasar, meskipun di jalur tersebut seharusnya sepi dengan hanya sabana luas dan tanah lapang.
-
Apa yang dijual di Pasar Setan? Barang yang dijual mungkin berupa tanah, batu, daun, atau benda-benda sekitarnya.
-
Apa yang dijual di Pasar Puhpelem? Barang yang diperdagangkan juga cukup beragam. Bahkan di sana juga dijumpai pedagang yang menjajakan hasil kerajinan tangan tradisional. Makanan tradisional pun dengan mudah pula bisa ditemukan di Pasar Puhpelem.
-
Siapa yang berburu takjil di Pasar Lama Serang? Lapak demi lapak perlahan diserbu pembeli yang sengaja berburu lebih awal agar tidak kehabisan.
-
Siapakah Mbah Buyut Modjo? Sosok yang dimakamkan di sini dikenal dengan sebutan Mbah Buyut Modjo. Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.