Rela Cuti Kuliah Demi Belajar Bikin Kue dari YouTube, Riris Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Rp30 Juta Sebulan
Dia memulai usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun terhitung sejak pertengahan bulan Maret 2024, dengan modal sekitar Rp1 juta.
Riris, seorang mahasiswa di Jogja, mengambil langkah untuk cuti kuliah di semester IV demi merintis usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun. Kondisi ekonomi yang sulit mendorong Riris untuk mencari penghasilan supaya ia tetap dapat melanjutkan kuliahnya.
Riris memilih untuk menjual kue lumpur bakar otentik, sebab tergolong masih jarang ditemukan di daerahnya. Dia memulai usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun terhitung sejak pertengahan bulan Maret 2024, dengan modal sekitar Rp1 juta.
- Bisnis Belut dengan Modal Awal Cuma Rp250.000, Ibu Ini Sukses Sekolahkan Anak Hingga Jadi TNI
- Terlilit Utang Rp2,5 Miliar, Pria Asal Magelang Ini Akhirnya Sukses Bisnis Gethuk dengan Omzet Rp150 Juta per Bulan
- Modal Rp 4 Juta, Pemuda Ini Sukses Buka Usaha Minuman Es Jeruk hingga Habiskan 1,5 Kuintal Jeruk/bulan
- Tak Punya Lahan dan Hanya Modal Rp2 Juta, Pria Magelang Ini Sukses Bertani Pepaya Hasilnya Bisa Buat Beli Mobil dan Umrah
Mengandalkan pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber online, Riris menghadapi banyak percobaan dalam proses pembuatan kue. Namun, semangatnya tidak pernah padam, dan terus berinovasi hingga menemukan resep yang pas.
"Saya kan enggak ada yang ngajarin nih buat bikin kue lumpur. Saya ngulik sendiri dari benar-benar yang enggak bisa. Saya ngulik dari Google, YouTube, dan berbagai media yang bisa saya akses. Awalnya saya bikin tuh banyak trial dan error, ngga jadi-jadi," terang Riris dalam akun YouTube Bumbu Tabura, dikutip pada Senin (30/9).
Omzet Sehari Rp 1 Juta
Selama 6 bulan, usaha yang terletak di Condongcatur, Sleman, menunjukkan perkembangan yang signifikan. Riris berhasil mencatat omzet rata-rata Rp1 juta per hari dari penjualan kue lumpur bakar.
Adapun harga kue yang dijual hanya Rp3.000 per potong. Ada 6 varian kue, antara lain original, kelapa muda, kismis, keju, dan coklat.
Menurut pengakuan Riris, sejauh ini ia kerap menghadapi banyak tantangan. Misalnya, seperti kesulitan dalam memenuhi pesanan hingga keterbatasan peralatan. Namun, dukungan dari keluarga sangat membantu dalam keberlangsungan usaha ini.
Awalnya, Riris memang mengelola usaha dan bekerja sendiri, tetapi seiring meningkatnya permintaan pelanggan, ia mulai merekrut tim untuk membantu. Maka dari itu, Riris bercita-cita untuk terus mengembangkan usahanya dan berharap bisa membuka cabang di berbagai daerah.
"Ke depannya sih ingin lanjut terus gitu, syukur-syukur bisa punya cabang mungkin. Terus bisa menjadi kue lumpur bakar di Jogja yang bener-bener dikenal masyarakat sekitar," kata Riris.
Berkat tekad dan komitmen untuk belajar, Riris menginspirasi banyak orang di sekitarnya untuk tidak takut dalam memulai usaha.
Berita ini dibuat reporter magang Thalita Dewanty.