Rupiah Hari ini Ditutup Melemah Tipis Di Level Rp14.335 per USD
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah tipis di level Rp14.335 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.331 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp14.320 hingga Rp14.370 per USD.
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah tipis di level Rp14.335 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.331 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp14.320 hingga Rp14.370 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia pada 2022 diprediksi semakin membaik dan menjadi momentum pemulihan. Meski begitu, masih ada beberapa tantangan dan ketidakpastian yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
"Tantangan sektor ekonomi di tahun 2022 adalah pemulihan ekonomi yang tidak merata di seluruh dunia karena semua negara tidak memiliki akses vaksin yang sama sehingga COVID-nya selalu bermutasi. Hal itu menimbulkan berbagai masalah yang terjadi," kata Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Senin (24/1).
Dampak dari berbagai dinamika COVID-19 ini menimbulkan pemulihan ekonomi tidak merata, inflasi, terjadi supply disruption yang kemudian menimbulkan respons policy yaitu kenaikan suku bunga, konsolidasi fiskal yang kemudian menimbulkan gejolak dalam arus modal antar negara, nilai tukar dan ini menimbulkan volatilitas keuangan.
Pandemi Covid-19 di Tahun Ketiga
Meskipun 2022 sudah menjadi tahun ketiga pandemi COVID-19, hal itu tidak lantas membuat tantangan yang dihadapi akan jadi lebih mudah. Meskipun sudah menginjak tiga tahun COVID, tidak berarti tantangannya jadi lebih mudah.
"Bahkan dari berbagai pembahasan di level G-20 maupun antar menteri keuangan dan gubernur bank sentral di dunia kita melihat kompleksitas dari policy akan mendominasi 2002 ini," jelas Ibrahim.
Terlebih adanya kenaikan kasus COVID-19 akibat varian Omicron di Indonesia. Hal ini membuat pemerintah akan lebih meningkatkan kewaspadaan. Kenaikan kasus COVID-19 di awal tahun turut mengancam kegiatan ekonomi pada tahun 2022.
"Kalau memang Omicron terus menyebar dan menggana, maka akan berpengaruh terhadap kinerja ekonomi di seluruh dunia dan akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia," tandas Ibrahim.
(mdk/bim)