Sekolah Ini Ajarkan Muridnya Mencuri dan Berbuat Kriminal, Gurunya Gengster dan Uang Sekolah Rp55 Juta
Kurikulumnya meliputi pencopetan, penjambretan di tempat ramai, menghindari polisi, dan menahan pukulan.
Tiga desa di Madhya Pradesh, India Tengah yaitu Kadia, Gulkhedi, dan Hulkhedi menuai kritik publik karena terdapat komunitas mirip sekolah yang melatih anak-anak untuk mencuri. Sekolah pencuri berbayar ini melatih para remaja untuk menjalani kehidupan kriminal.
Dilansir dari NDTV, pendidikan kriminal mencakup serangkaian pelajaran yang menghasilkan gangster 'profesional' setelah 'lulus'.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang diungkapkan dalam puisi perpisahan sekolah? Puisi perpisahan sekolah ini dapat menjadi salah satu wujud ungkapan sekaligus pemberian terakhir kalian kepada para guru di sekolah.
-
Apa yang membuat cerita lucu 2 kalimat ini unik? Apalagi biasanya cerita-cerita tersebut memiliki alur yang tak terduga. Jika mendengarnya pun tentu mampu membuat siapa saja tertawa.
-
Apa contoh cerpen yang menceritakan tentang pengalaman pribadi di pondok pesantren? Pengalaman di Pondok Pesantren Pondok Pesantren, tempat yang sangat berkesan bagi saya. Sejak kecil, saya sudah mengenal pondok pesantren ini. Ayah saya adalah seorang guru di sana, jadi saya sering berkunjung ke sana.Ketika saya berusia 12 tahun, ayah saya memutuskan untuk mengirim saya ke pondok pesantren untuk belajar agama.
-
Apa yang membuat cerita tentang 'Tugas Sekolah' menjadi lucu? Guru : “Jono, tahukah kesalahan Anda hari ini apa?” Jono : “Saya tidak tahu pak.” Guru : “Kesalahan hari ini adalah Anda belum mengerjakan pekerjaan rumah yang saya tugaskan minggu lalu” Jono : “Saya tidak paham, pak.” Guru : “Anda itu bodoh atau ingin membangkang saya, hah?” Jono : “Salah saya apa pak? Minggu kemarin bukannya bapak berkata kepada saya bahwa saat di sekolah tidak baik jika memikirkan sesuatu di luar sekolah atau mengerjakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.”
-
Mengapa Rekuh jadi unik? “Jadi kuliner ini namanya rekuh. Nah bingung nggak tuh, ada buah tapi ada kentang sama tahu,” kata pria yang juga dikenal sebagai duta seblak ini.
Orang tua yang tinggal di desa tersebut mengirimkan anak mereka yang berusia rata-rata 12-13 tahun ke sekolah ini demi mendapatkan pelatihan geng kriminal. Pengajar dari tempat ini yaitu anggota geng, dan pelaku kriminal yang pernah dihukum.
Kurikulumnya meliputi pencopetan, penjambretan di tempat ramai, menghindari polisi, dan menahan pukulan. Anak-anak juga diajarkan cara berjudi dan menjual alkohol.
Tempat di 'sekolah pencuri' membebani orang tua sebesar Rp36 juta hingga Rp55 juta sebagai biaya sekolah. Para siswa biasanya berasal dari keluarga kurang berpendidikan dan miskin.
Mereka dilatih untuk berbaur dengan keluarga kaya dan mendapatkan akses ke pesta pernikahan masyarakat kelas atas yang paling eksklusif.
Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
- Guru SD Tersangka Pencabulan Murid Tak Ditahan Usai Serahkan Rp50 Juta & Sertifikat Tanah, Ini Dalih Polisi
- Terancam Dibui dan Diminta Uang Damai Rp50 Juta, Ternyata Segini Gaji Supriyani yang Dituduh Pukul Siswa Anak Polisi
- Kelakuan 'Bebas' Murid di Kelas Bikin Guru Tak Berani Tegur, Pak Guru Takut Dilaporkan Polisi
- Cerita Pilu Guru Honorer di Konsel Dituduh Aniaya Siswa Diduga Anak Polisi Hingga Dipenjara & Diperas Rp50 Juta
Biaya Sekolah Mencopet
Pendidikan masyarakat India ekonomi kelas bawah dilaporkan menjadi faktor para remaja untuk mendapatkan penghasilan lima hingga enam kali lipat dari biaya sekolah mereka, dan orang tua mereka juga dapat menerima pembayaran tahunan sebesar Rp55 juta dari para pemimpin geng.
Polisi mengatakan bahwa lebih dari 300 anak dari sekolah tersebut telah terlibat dalam pencurian pernikahan di seluruh India.
Pada tanggal 8 Agustus, saat pesta pernikahan mewah di Jaipur, sebuah kota di barat laut India, seorang pencuri mencuri tas berisi perhiasan senilai Rp2,7 miliar, dan uang tunai 100.000 rupee
Pada bulan Maret, seorang bandit berusia 24 tahun yang lulus dari sekolah pencuri mencuri tas perhiasan di sebuah pesta pernikahan di Gurgaon, India utara.
Pelaku Sulit Ditindak
Inspektur polisi Ramkumar Bhagat mengatakan bahwa karena sebagian besar pelaku kejahatan adalah anak di bawah umur, maka 'sangat sulit' bagi polisi untuk mengambil tindakan.
Orang yang terbukti bersalah melakukan pencurian di India dapat menghadapi hukuman hingga tujuh tahun penjara dan denda.
Namun, sistem hukum negara ini lebih lunak dalam menangani kejahatan remaja, dengan fokus pada pemasyarakatan dan pendidikan.
Penduduk desa juga melindungi para penjahat kecil, sehingga menambah kesulitan polisi dalam memberantas jaringan pencuri profesional bawah tanah yang terus berkembang.
Sekolah pencuri semacam itu telah menarik perhatian luas di media sosial. Seorang pengamat daring mengatakan, anak-anak ini seharusnya bisa menggunakan biaya sekolah untuk pendidikan formal.
"Lingkungan sosial yang buruk telah membuat mereka tersesat," demikian kata pengamat.
"Orang tua seperti ini mengeksploitasi anak-anak mereka untuk melakukan kejahatan demi uang. Mereka tidak layak menjadi orang tua," kata yang lain.