Sektor Ritel Wajib Waspada 5 Tantangan Ini
Peningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi.
Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS Laksmi Kusumawati, mengungkapkan terdapat lima tantangan yang dihadapi sektor ritel di Indonesia.
"Kita tidak bisa mengesampingkan adanya teknologi dan digitalisasi yang bisa kita manfaatkan untuk pengembangan bisnis ritel. Namun, demikian ada beberapa tantangan yang akan dihadapi para bisnis ritel di Indonesia terkait dengan pengembangannya di era digitalisasi," kata Laksmi dalam Gambir Trade Talk 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan tantangan,' Rabu (14/8).
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Bagaimana BRI menentukan skor Indeks Bisnis UMKM? Survei dilakukan di 33 provinsi, jumlah responden sebesar 7.047 debitur UMKM, margin of error ± 1,16%, metode sampling: stratified systematic random sampling, dan periode survei: 03 s.d. 19 Oktober 2023.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas riset Indeks Bisnis UMKM? Melalui BRI Research Institute, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q3-2023 dan Ekspektasi Q4-2023.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa saja aspek yang dinilai dalam Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim? IDI diukur berdasarkan 3 aspek dan 22 indikator. Beberapa aspek penilaian IDI Kaltim yang mengalami peningkatan di antaranya, Aspek Kebebasan dari 89,46 naik menjadi 91,40. Aspek Kesetaraan dari 76,67 naik menjadi 79,25. Dan aspek Kapasitas Lembaga Demokrasi dari 77,90 naik menjadi 81,06.
-
Kenapa Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim meningkat? Peningkatan angka ini, membuat Kaltim menduduki peringkat 4 nasional. Setelah sebelumnya peringkat 5 nasional," terang Sufian Agus.
Tantangan pertama yaitu, adanya kompetisi harga dalam industri ritel. Menurutnya, adanya persaingan yang ketat memaksa para peritel untuk menurunkan harga dan menurunkan margin keuntungan.
Kedua, mempertahankan loyalitas konsumen, bagaimana pilihan dan penawaran menjadi relatif banyak yang tersedia di e-commerce ini akan menjadi perhatian pengusaha ritel untuk mempertahankan loyalitas dari konsumen.
Tantangan ketiga, keamanan data. Hal ini sangat penting karena untuk mendorong kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan ritel. Tantangan keempat, adaptasi teknologi diperlukan sehingga memaksa peritel berinvestasi untuk pembaharuan dan pelatihan terkait teknologi-teknologi baru agar tidak kalah bersaing dengan peritel lainnya.
Selanjutnya, tantangan terakhir adalah perubahan perilaku konsumen. Bahwa semenjak covid tren dari permintaan konsumen berbelanja online mengalami peningkatan.
"Sehingga para peritel perlu mencari bagaimana caranya untuk berinteraksi dengan para pelanggan yang disesuaikan dengan strategi bisnis dan pemasarannya," ucapnya.
- Penurunan Daya Beli Masyarakat Mulai Terasa ke Bisnis Ritel, Pertumbuhan Hanya Didorong Kebutuhan Pangan
- Penjualan di Sektor Ritel Diprediksi Bakal Meningkat, Ini Buktinya
- Pedagang Ritel Tak Setuju Aturan Larang Penjualan Rokok Ketengan, Ini Sederet Alasannya
- Konsumen RI Sudah Melek Berbelanja, Pelaku Usaha Diminta Lakukan Ini
Di satu sisi, sektor ritel diprediksi bakal mengalami peningkatan penjualan. Laksmi menjelaskan prediksi ini didasari indeks ekspektasi konsumen terhadap ekonomi nasional akan tetap terjaga.
"Dilihat dari indeks kondisi ekonomi saat ini, optimisme dari indeks ekspektasi konsumen, masyarakat pun memiliki ekpektasi bahwa stabilitas ekonomi akan terjaga dan sektor ritel mengalami peningkatan penjualan ke depannya," kata Laksmi.
Proyeksi peningkatan penjualan ritel tersebut dilihat dari indeks keyakinan konsumen pada Juli 2024 mencapai 123,4 sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya berkisar 123,3.
Peningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi, sehingga mampu mendorong peningkatan belanja di sektor ritel.