Sempat Dicemooh Tetangga, Usaha Roti Mungil Martina Kini Bisa Raup Omzet Rp12 Juta per Hari
Berkat Mungil Bakery, setidaknya sudah ada 12 karyawan tetap yang bergantung pada usaha ini.
Semakin lama, donat dan cake buatan Tina kian ramai diminati, bahkan mulai ada pelanggan yang memintanya untuk membuat kue basah.
Sempat Dicemooh Tetangga, Usaha Roti Mungil Martina Kini Bisa Raup Omzet Rp12 Juta per Hari
Sempat Dicemooh Tetangga, Usaha Roti Mungil Martina Kini Bisa Raup Omzet Rp12 Juta per Hari
Martina Aprilia bisa dibilang sukses mendirikan toko roti di Blitar. Sebab, selama 20 tahun berdiri, toko roti tersebut tak pernah sepi pengunjung.
Martina bercerita, dia awalnya tidak berniat mendirikan toko sebesar sekarang. Saat itu, dia hanya coba coba berjualan untuk mengisi waktu sambil menunggu panggilan kerja.
- Dulu Paling Miskin di Desa dan Punya Banyak Utang, Agus Kini Jadi Tukang Kebun Sukses yang Punya HAKI
- Masa Kecil Pernah Tinggal di Pantu Asuhan, Kini Dewasa Jadi Menteri Dikenal Galak dan Hobi Urus Rakyat Miskin
- Berkali-kali Gagal Bangun Usaha dan Terlilit Utang, Pria Ini Sukses Jadi Bos Ayam dengan Modal Rp700.000
- Jangan Macam-Macam Sama Pembantu Rumah Tangga, Mereka Punya Hak Cuti dan Jam Kerja
"Dulu saya cita-citanya jadi pegawai bank. Tapi tidak tercapai, mungkin karena fisik. Jadi saya kursus di Malang, dan coba buat donat dan cake," kata Tina seperti yang dikutip dari akun Youtube Pecah Telur, Jumat (6/10).
Saat itu, Tina membuat 5 hingga 7 kotak kue per hari dan dititipkan ke tiap kantin yang ada di kampus terdekat. Sebagai seorang sarjana ekonomi, Tina mengaku usahanya pernah dicemooh oleh tetangga sekitar. Tapi, dia tak ambil pusing dan tetap meneruskan usahanya.
Semakin lama, donat dan cake buatan Tina kian ramai diminati, bahkan mulai ada pelanggan yang memintanya untuk membuat kue basah.
Dengan meminta bantuan Sang Ibu, yang memang kerap menerima pesanan hajatan, Tina mulai menerima berbagai jenis pesanan kue kering dan kue basah. Sejak saat itu, usahanya semakin berkembang dan akhirnya dinamakan "Mungil Bakery".
merdeka.com
Menurut Tina, pemilihan nama tersebut disesuaikan dengan lokasi tokonya yang sudah dikenal sebagai gang mungil. Sehingga, dia ingin orang-orang dapat lebih mudah mengingat toko kuenya.
Sejak awal berjualan, Tina mengaku tidak pernah menggunakan pemanis buatan. Sehingga, seluruh roti dan kue yang dia buat menggunakan gula asli dan semua bahan yang digunakan sudah dipastikan menggunakan kualitas yang terbaik.
"Jadi laris itu karena saya pakai gula asli, saya ga pakai pemanis. Mentega juga pakai kualitas terbaik," kata Tina
Dari sekian banyak menu roti dan kue yang dijual di Mungil Bakery, donat ayam, sus, lemper, dan lumpia adalah menu favorit pelanggan harian maupun langganannya. Harga jual kuenya berkisar antara Rp1.000 hingga Rp3.500 per kue, tentu harga ini terbilang murah dengan kualitas bahan yang serba premium.
Saking larisnya usaha kue Tina, dalam sehari, dia bisa mendapatkan omzet antara Rp4 juta hingga Rp7 juta. Momen paling ramai yang dirasakan ketika acara tahunan seperti perpisahan sekolah, omsetnya bisa mencapai Rp12 juta per hari.
Meski gagal mencapai impiannya sebagai seorang karyawan bank, Tina mengaku tetap bersyukur dengan rezeki yang dia miliki saat ini. Berkat Mungil Bakery, setidaknya sudah ada 12 karyawan tetap yang bergantung pada usahanya hari ini.
"Rezeki sudah ada takarannya, yang penting tetap semangat dan cintai pekerjaan yang ada," tutup Tina.