Sepanjang 2015, dana asing Rp 22,5 T kabur dari pasar modal RI
Sepanjang 2015, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 12 persen secara year to date (ytd).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui pelemahan kondisi ekonomi dunia berpengaruh besar terhadap kondisi pasar modal Indonesia. Sepanjang 2015, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 12 persen secara year to date (ytd).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, tekanan di pasar modal Indonesia akibat aksi jual yang dilakukan investor asing dengan total nilai mencapai Rp 22,5 triliun.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Dimana OJK menyelenggarakan acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) series #2? OJK bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Like IT series #2 yang mengusung tema “UMKM Maju, Investasi Bertumbuh” di Aula Garuda Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Pontianak, Senin (28/8).
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
"Per 29 Desember 2015, IHSG ditutup pada posisi 4.569,36 melemah sebesar 12,58 persen dibandingkan posisi penutupan tahun lalu. Pelemahan ini sejalan dengan yang terjadi di sebagian besar bursa saham regional, terutama dipengaruhi oleh tekanan jual investor nonresiden yang mencapai Rp 22,5 triliun," kata Muliaman di Kantor OJK, Gedung Soemitro, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/12).
Sedangkan, imbal hasil pasar Surat Berharga Negara (SBN) secara ytd menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 83 basis poin (bps). Namun demikian, pasar SBN masih mencatat net buy asing sebesar Rp 89,4 triliun pada 28 Desember 2015. Sementara NAB Reksa Dana meningkat 12,17 persen menjadi Rp 270,84 triliun.
"Selain itu, perlu juga dicatat bahwa sampai dengan tahun ini pasar modal kita telah berhasil memobilisasi dana melalui IPO Saham Rp 11,3 triliun, right issue saham Rp 42,3 triliun," kata Muliaman.
Sementara itu, dari sisi obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam denominasi rupiah dan valas, berhasil memperoleh dana hingga Rp 345,6 triliun dan USD 500 juta, dan obligasi korporasi Rp 62,4 triliun.
"Tahun ini kita juga berhasil menambah 15 jumlah emiten saham baru dan 3 emiten obligasi baru. Selain itu, jumlah investor tahun ini meningkat cukup tinggi yaitu sebanyak 69.359 investor atau naik sebesar 19 persen," jelas dia.
Namun, lanjut Muliaman, volatilitas pasar modal cenderung menurun menjelang akhir tahun. Hak ini sejalan dengan keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang pada akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunganya.
"Hal ini menunjukkan bahwa investor telah mem-price in normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat. Tekanan jual investor nonresiden di pasar saham domestik juga cenderung mereda," tutup Muliaman.
(mdk/sau)