Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mencatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit Rp93,4 triliun pada Juli 2024. Angka defisit ini setara minus 0,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB. Ini (defisit) masih kecil dibandingkan total target defisit tahun ini yaitu 2,2 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (13/8).
- Sri Mulyani Targetkan Defisit APBN 2025 Sebesar 2,82 Persen
- Sri Mulyani: Banyak Negara Alami Krisis karena Tak Mampu Kelola APBN dengan Baik
- Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020
- Sri Mulyani Baru Cairkan Anggaran Pemilu Rp23,4 Triliun, Untuk Apa Saja?
Dia merinci, pendapatan negara dari pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta hibah mencapai Rp1.545,4 triliun per Juli 2024. Angka ini setara 55,1 persen dari target.
Pendapatan negara anjlok
Realisasi pendapatan negara pada Juli 2024 tersebut anjlok 4,3 persen secara year on year (yoy). Dia menyebut, anjloknya pendapatan negara ini disebabkan oleh berlanjutnya tren ketegangan geopolitik dunia hingga penurunan harga komoditas andalan ekspor Indonesia.
"CPO kita mengalami kontraksi minus 2,5 persen secara yoy, meskipun mengalami kenaikan 6,8 persen secara year to date," ujar dia mencontohkan.
Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp1.638,8 triliun diperiode yang sama. Realisasi belanja ini naik 12,2 persen secara yoy atau setara 49,3 persen dari pagu.
Dengan ini APBN periode Juli 2024 membukukan defisit sebesar Rp93,4 triliun. Di sisi lain, keseimbangan keseimbangan primer hingga akhir Mei 2024 mencatatkan surplus Rp179,3 triliun.