Standar Orang Kaya Dunia Naik, Rasio Negara Kaya dan Miskin Makin Timpang
Kesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Kesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
- Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Ancaman Geopolitik Timur Tengah & Pelemahan Ekonomi Global
- Negara yang Berikan Tunjangan Pengangguran untuk Jaga Stabilitas Ekonomi
- Dirut BNI: Risiko Geopolitik Masih Tinggi, Dunia Dihadapkan Konflik Rusia-Ukraina dan Timur Tengah
- Makna Demokrasi, Tujuan, dan Prinsipnya, Perlu Diketahui
Standar Orang Kaya Dunia Naik, Rasio Negara Kaya dan Miskin Makin Timpang
Standar Orang Kaya Dunia Naik, Rasio Negara Kaya dan Miskin Makin Timpang
Perekonomian global dengan tantangan ke depan, membuat kekayaan para konglomerat dunia sulit meningkat.
Menurut Bloomberg, setidaknya seseorang harus memiliki USD5,8 juta atau setara Rp100 miliar untuk menjadi bagian 1 persen daftar orang terkaya.
Berdasarkan laporan Knight and Frank, 1 persen yang dimaksud, nilainya berbeda di setiap negara.
Misalnya, untuk bisa menjadi bagian satu persen orang kaya di Monaco, minimal kekayaan mencapai Rp195 miliar.
Jumlah tersebut masih hampir 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan Swiss yang berada di posisi kedua dengan USD6,6 juta atau setara Rp103 miliar untuk menjadi orang paling kaya.
Selanjutnya, menjadi orang paling kaya di Australia minimal kekayaan yaitu USD5,5 juta atau setara Rp86 miliar.
Selandia Baru dan Amerika Serikat berada di posisi keempat dan kelima dengan standar minimal kekayaan yaitu Rp81,5 miliar dan Rp80 miliar.
Di kawasan Asia, Singapura merupakan negara dengan standar minimal kekayaan tertinggi yaitu Rp54,85 miliar.
Melansir Bloomberg, hasil laporan Knight and Frank menunjukan pemulihan pasar di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya semakin memperlebar kesenjangan antara negara kaya dan miskin.
Kesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Ketegangan global sangat merusak perekonomian yang baru saja pulih dari pandemi Covid-19.
Harga komoditas, energi, minyak pun ramai melonjak tajam, dan menekan negara-negara miskin yang harus mengimpor barang-barang tersebut.
Meski begitu, tidak semua orang merasakan kesusahan dari kondisi ekonomi tersebut.
Bloomberg mencatat, 500 orang terkaya di dunia justru bertambah kekayaannya sekitar Rp100 triliun, seperti yag dialami bos Tesla, Elon Musk pada tahun 2022-2023.