Startup di RI Masih Punya Banyak Tantangan Besar, Menteri UMKM: Akses Pembiayaan Belum Terpenuhi
Meski mengalami tantangan tersebut, ia menyatakan pertumbuhan startup berkembang pesat di Indonesia.
Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengan (UMKM), Maman Abdurrahman menyoroti tantangan besar yang dihadapi perusahaan startup Indonesia, khususnya dalam akses pembiayaan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, sebesar 55,43 persen kebutuhan pembiayaan kewirausahaan di Indonesia, setara dengan Rp1.519 triliun, belum dapat terpenuhi oleh lembaga perbankan.
- Startup Bakal Anjlok Gara-Gara UMP dan PPN 12 Persen? Begini Kata Wakil Menteri Komdigi
- Menteri Teten Masduki Ungkap 3 Tantangan Besar Dihadapi Start-Up di Indonesia
- Pengusaha Indonesia Diajak Ikut Pameran Industri Kaca Terbesar Dunia, Catat Tanggalnya
- Startup Indonesia Ini Jadi Solusi Efisiensi di Industri, Bisa Pantau Kegiatan Karyawan saat WFH
Menurutnya, kesenjangan ini adalah tantangan yang harus diatasi bersama. Misalnya forum seperti Startup Investment Forum yang memainkan peran penting dalam mempertemukan para investor dengan startup potensial, membuka ruang kolaborasi, dan menciptakan solusi bagi kebutuhan pendanaan yang selama ini menjadi hambatan utama.
Meski mengalami tantangan tersebut, ia menyatakan pertumbuhan startup berkembang pesat di Indonesia. Berdasarkan data, RI merupakan negara dengan jumlah startup terbesar keenam di dunia. Dari 2.324 startup pada tahun 2022, jumlah ini meningkat menjadi 2.558 pada tahun 2023, atau tumbuh sebesar 9,15 persen.
"Ini menjadi komitmen penuh kita untuk mendukung pengembangan ekosistem startup yang inklusif dan berdaya saing," kata Maman dalam acara Entrepreneur Financial Fiesta (EFF), Jakarta, Selasa (10/12).
Jangkau 3.860 Wirausaha
Di sisi lain, ia juga menyoroti keberhasilan program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) yang sudah berjalan dari tahun 2020. Hingga kini, program tersebut telah menjangkau lebih dari 3.860 wirausaha, dengan 646 di antaranya berhasil mendapatkan pendanaan senilai Rp201,9 miliar.
"EFF juga telah bekerja sama dengan IDX Incubator melalui Program Road to IPO 2024, memberikan peluang kepada startup untuk melantai di bursa saham. Ini adalah langkah besar untuk memastikan keberlanjutan ekosistem startup kita," katanya.
Maman pun mengajak para investor untuk semakin percaya pada potensi besar startup Indonesia.
“Jangan ragu untuk berinvestasi pada generasi muda kita. Mereka adalah inovator masa depan yang mampu menciptakan solusi disruptif yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” Maman mengakhiri.