Sukseskan gerakan non-tunai, bayar ongkos bajaj bisa pakai uang elektronik
Pembayaran dengan menggunakan aplikasi PayPro ditargetkan akan bisa mulai digunakan pada akhir November, dan setiap Bajaj akan dilengkapi dengan QR Code agar para penumpangnya bisa melakukan pembayaran dengan PayPro.
Pemerintah Jokowi-JK tengah menggalakkan pembayaran non tunai sebagai upaya penerapan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Penerapan non tunai ini sudah dilakukan di berbagai transportasi, termasuk Transjakarta dan pembayaran tol.
Perusahaan-perusahaan swasta-pun melirik bisnis non-tunai di transportasi, salah satunya adalah aplikasi dompet elektronik Paypro. Paypro mulai menggarap pembayaran non-tunai di sektor transportasi. Bidikannya, para penumpang bajaj di Jakarta kini bisa menggunakan uang elektronik dari Paypro untuk membayar ongkosnya.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Di mana e-meterai digunakan? E-meterai biasanya dihasilkan dan dikelola melalui platform elektronik atau perangkat lunak khusus yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga berwenang.
-
Apa yang ditawarkan BRImo untuk mempermudah pembayaran pajak hotel, hiburan, dan restoran di Jakarta? BRImo menawarkan kemudahan pembayaran pajak dengan lebih instan. Sebelum membayar pajak menggunakan BRImo, pastikan Anda sudah memiliki aplikasi BRImo, akun BRImo dan Kode Billing.
-
Siapa yang menyediakan e-meterai? BUMN Perum Peruri, sebagai penyedia e-meterai memberikan tutorial bagi peserta CPNS 2024 yang kesulitan untuk melakukan pembubuhan yang dapat diakses melalui meterai-elektronik.com.
-
Siapa yang menerbitkan Rupiah Digital? Rupiah Digital hanya diterbitkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral Negara Republik Indonesia.
-
Siapa yang mengeluarkan e-meterai? Pemerintah Indonesia, melalui Perum Peruri merilis e-meterai dengan nilai 10.000 rupiah.
"Kami telah menjalin kerja sama dengan beberapa koperasi bajaj dengan total kurang lebih 800 bajaj dalam hal pembayaran dengan menggunakan aplikasi PayPro," ujar Chief Marketing Officer PayPro, Heidi Bokau dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (2/11).
Heidi menambahkan, pembayaran dengan menggunakan aplikasi PayPro ditargetkan akan bisa mulai digunakan pada akhir November, dan setiap Bajaj akan dilengkapi dengan QR Code agar para penumpangnya bisa melakukan pembayaran dengan PayPro.
Menurutnya, PayPro memilih kerja sama dengan bajaj dikarenakan saat ini penggunanya cukup banyak dan merupakan sarana yang tepat untuk mengedukasi masyarakat mengenai transaksi non-tunai. Diharapkan ke depannya masyarakat Indonesia mulai bisa beralih dari transaksi tunai menjadi non-tunai.
"Ini merupakan salah satu dukungan kami terhadap Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan oleh Bank Indonesia pada 2014 lalu serta bentuk dukungan kami terhadap industri UMKM. Kami juga menargetkan agar ke depannya PayPro bisa digunakan untuk pembayaran angkutan umum lainnya," katanya.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruan Sinungan mengatakan, penerapan non-tunai di angkutan umum termasuk bajaj sangat positif untuk masyarakat. Sebab, masyarakat akan mulai terbiasa dengan menggunakan uang elektronik di angkutan umum.
"Kemajuan teknologi harus disikapi dan masyarakat harus biasa pakai uang elektronik seperti tol. Ini langkah bagus bisa dilakukan di bajaj. Ini suatu langkah positif yang harus dilakukan," kata Shafruan.
Sementara itu, Direktur Program Elektronifikasi Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Pungky Purnomo Wibowo menambahkan, Bank Indonesia mendukung siapa saja yang ingin terjun di bisnis uang elektronik. Asalkan, penerapannya berguna untuk masyarakat.
"Kenapa tidak, sepanjang berizin resmi dan masyarakat aman, nyaman serta handal menggunakan uang elektronik, ya monggo," tambah Pungky.
Baca juga:
Sisa saldo di kartu elektronik tak akan hangus, bisa ditukar dengan tunai
Jasa Marga kembangkan kartu uang elektronik berbasis server
Sebelum ada non tunai, Jasa Marga butuh Rp 8 M per hari untuk uang kembalian
Hingga 27 Oktober, baru 92 persen pengguna jalan tol pakai transaksi non tunai
Selama masa transisi, semua gerbang tol ada satu jalur layani pembayaran tunai