Tahun Depan, Jokowi Harap Tingkat Pengangguran Dapat Ditekan 4,5 hingga 5 Persen
Angka pengangguran di Indonesia merupakan angka kedua tertinggi di negara-negara ASEAN.
Di masa terakhirnya sebagai Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo berharap tingkat pengangguran di Indonesia dapat terus di tekan di tahun 2025.
Dalam pidato nota keuangan RAPBN 2025, Jokowi menyampaikan tingkat pengangguran terbuka dapat ditekan 4,5-5 persen. Selain menurunkan tingkat pengangguran terbuka, pemerintah juga berharap di masa presiden terpilih Prabowo Subianto, angka kemiskinan juga turun di rentang 7-8 persen.
- Jokowi Target Jumlah Pengangguran Berkurang di 2025, Indef: Sulit Tecapai Jika Industri Tidak Tumbuh
- Jokowi Gelar Rapat Persiapan Perpindahan ASN ke IKN
- Jokowi: Peringkat Daya Saing Indonesia Naik Ke Angka 27, Kalahkan Inggris dan Jepang
- Jokowi akan Cek APBN Sebelum Lanjutkan Bansos: Kalau Anggaran Tak Memungkinkan Tidak Diteruskan
"Tingkat pengangguran terbuka tahun 2025 diharapkan dapat ditekan menjadi 4,5–5 persen. Angka kemiskinan diturunkan dalam rentang 7–8 persen," ucap Jokowi di gedung parlemen DPR, Jumat (16/8).
Di samping itu, Jokowi mengatakan pemerintah menargetkan angka kemiskinan diturunkan tahun depan dalam rentang 7—8 persen, rasio gini dalam kisaran 0,379—0,382.
Sementara itu, Indeks Modal Manusia (IMM) ditargetkan pada level 0,56. Adapun, Nilai Tukar Petani (NTP) ditingkatkan di kisaran 115—120. Nilai Tukar Nelayan (NTN) dijaga di kisaran 105—108.
Angka pengangguran di Indonesia
Angka pengangguran di Indonesia patut diwaspadai mengingat data BPS yang dirilis pada Februari 2024 mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai hampir 7,2 juta orang. Jumlah ini memang berkurang sekitar 790 ribu orang atau menyusut 9,89 persen dibanding Februari 2023 (year-on-year/yoy).
Menurut BPS, data pengangguran ini mencakup empat kelompok penduduk, yakni:
Angkatan kerja yang tak punya pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan;
Tak punya pekerjaan dan sedang mempersiapkan usaha;
Tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan; dan
Sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja.
Adapun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia pada Februari 2024 mencapai 4,82%, turun dibanding Februari 2023 yang masih 5,45 persen.
Sementara berdasarkan data Trading Economics yang mengacu pada Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,45 persen per Februari 2023. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi kedua di kawasan ASEAN.
Tingginya angka pengangguran di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks. Berbagai alasan, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang tidak merata hingga ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.