Tak Hanya Keluarga Miskin, Anak Orang Kaya Juga Bisa Kena Stunting, Begini Penjelasannya
Tak hanya dari keluarga miskin, anak dari keluarga orang kaya juga bisa kena stunting.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo menyampaikan persoalan anak stunting tidak hanya dialami oleh keluarga dengan ekonomi miskin. Dia menyebut persoalan anak dengan stunting juga terjadi di keluarga kaya.
Hasto mengungkapkan, stunting bisa terjadi pada anak-anak keluarga kaya umumnya bukan disebabkan kurangnya persediaan makanan sehat. Namun, persoalan ini muncul juga karena keterbatasan waktu akibat kesibukan dalam pekerjaan.
- Anak yang Lahir dari Orangtua Perokok Miliki Risiko Stunting 5,5 Persen Lebih Tinggi
- Cara Mencegah Stunting Sejak Dini, Perbedaan dan Fakta yang Wajib Diketahui
- Tak Hanya Dialami oleh Anak Keluarga Miskin, Ini Penyebab Stunting Juga Bisa Dialami Anak dari Keluarga Kaya
- Stunting Adalah Gangguan Pertumbuhan pada Anak, Berikut Gejala dan Cara Mencegahnya
"Meskipun tersedia semua makanan tapi (anak) tidak berkembang kalau orang tuanya sibuk sekali," ujar Hasto dalam acara Ngopi Bersama Rekan Media di Kantor BKKBN Pusat, Jakarta, Jumat (9/8).
Sebagai akibatnya, asupan gizi yang diterima oleh anak menjadi kurang optimal karena minimnya perhatian orang tua. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fisik hingga perkembangan otak anak-anak keluarga kaya.
"Selain makanan, faktor stimulasi juga penting untuk perkembangan anak, apakah dia (anak) sering diajak komunikasi, berbicara tidak untuk melatih perkembangan otak anak," ucap Hasto.
Dukung Program Cuti Melahirkan 6 Bulan
Atas permasalahan tersebut, pihaknya mendukung arahan Presiden Jokowi agar ibu melahirkan bisa memperoleh cuti hingga 6 bulan. Ketentuan ini sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA).
Dia berharap, pemberian masa cuti tersebut dapat dimanfaatkan orang tua untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang anak. Sehingga, persoalan stunting di Indonesia dapat segera diatasi.
"Orang tua yang menengah ke atas ini sibuk sekali, maka mudah-mudahan undang-undang tentang kesehatan itu KIA bisa dilaksanakan," kata Hasto.
Anak Pendek Tidak Selalu Penderita Stunting
Mengutip situs Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama.
Umumnya, hal ini terkait asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Hal penting yang perlu digarisbawahi, anak stunting tidak sama dengan pendek. Meski stunting sudah pasti pendek, tapi pendek tidak berarti stunting.
Hal senada juga dikatakan dokter obgyn dari Kehamilan Sehat, Prof. Johanes C Mose pengertian stunting adalah sebuah kondisi panjang atau tinggi badan seseorang yang kurang dari normal berdasarkan usia dan juga jenis kelamin.
Terjadinya stunting juga menunjukkan status gizi yang kurang (malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis) mulai dari masa kehamilan hingga anak berumur 24 bulan (2 tahun) atau 60 bulan (5 tahun).