Tekan inflasi, BPS minta masyarakat setop pakai produk impor
Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sangat mempengaruhi harga barang-barang impor.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat terpuruk sangat dalam. Bahkan, nilai tukar sempat menyentuh angka Rp 14.800 per Dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengatakan, terpuruknya nilai tukar Rupiah sangat berpengaruh terhadap harga barang-barang atau komoditas impor.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Tentu akan berdampak terhadap komiditi impor yang masih dikonsumsi oleh kita, terutama emas, kalau memang kita masih masyarakatnya masih senang (mengonsumsi bahan impor)," kata Suryamin di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/10).
Suryamin mengatakan, saat ini pemerintah sedang berupaya untuk menekan konsumsi bahan baku impor. Selain itu, masyarakat diminta mengurangi konsumsi barang-barang impor.
"Tekstil kita juga bagus, akik kita banyak. Kenapa harus beli-beli yang itu (impor), artinya ada dampaknya terhadap imported inflation, jadi barang-barang impor. Kalau itu dikendalikan, tidak berdampak cukup besar," ungkap Suryamin.
Baca juga:
Jika harga BBM tak naik, BPS optimistis target inflasi 2015 tercapai
Kondisi ekonomi makro disebut tak banyak pengaruhi niat investasi
Paket kebijakan ekonomi jilid III keluar pekan depan
Penyaluran dana desa terhambat dinamika politik
Ekonomi melemah, satu juta buruh berpotensi di-PHK
Suryamin meminta masyarakat untuk memprioritaskan penggunaan bahan baku produksi dalam negeri. Hal itu untuk mendukung pertumbuhan industri dalam negeri sendiri.
"Barang dalam negeri sebagai substitusi digalakkan. Mobil impornya, memang komponen bahan baku mobil ini banyak dari impor tapi kan itu juga ada penempatan merek ini di Thailand, merek ini di mana, merek-merek itu ada yang di kita ya beli saja dulu yang dari kita," ucap Suryamin.
(mdk/bim)