Ternyata Ini 5 Alasan Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Jadi 6 Persen
Perry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, membeberkan 5 alasan suku bunga acuan atau BI rate pada September 2024 diturunkan sebesar 25 bps menjadi 6 persen.
Pertama, suku bunga acuan turun karena arah penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR) yang semakin jelas. Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia FFR akan turun sebanyak 3 kali tahun ini, padahal sebelumnya hanya diprediksi 2 kali.
- Pemerintah Minta Bank Sentral di Dunia Tak Tiba-Tiba Naikkan Suku Bunga, Ini Alasannya
- Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia
- Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6,5 Persen di Agustus 2024, Ternyata Ini Alasannya
- Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
"Berdasarkan bacaan kami dari proyeksi-proyesi Fed dan analisis sejumlah pelaku pasar kami perkirakan bahwa Fed Fund Rate akan turun 3 kali tahun ini dan tahun depan turun 4 kali," kata Perry dalam konferensi pers RDG September 2024, Rabu (18/9).
Perry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
"Perkiraan kami dengan data terbaru, kemungkinnnya September, November, dan Desember tahun ini masing-masing 25 bais poin," kata Perry.
Kedua, BI melihat perkembangan Rupiah yang kini cenderung menguat dan stabil. Penguatan terjadi dipengaruhi oleh kejelasan arah penurunan suku bunga FFR.
"Jadi kami sudah menakar probabilitas itu sehingga tidak perlu menunggu FFR (turun), bulan lalu belum ada kejelasan," ujarnya.
Demi Pertumbuhan Ekonomi
Ketiga, inflasi berada dalam sasaran 2,5±1 persen. Perry mengatakan, dengan penurunan suku bunga maka pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk mengendalikan inflasi.
"Dengan penurunan suku bunga pun inflasi kami perkirakan tetap terkendali 2,5+-1 persen," ujarnya.
Keempat, Perry berharap dengan diturunkannya suku bunga ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2024 dikisaran 4,7-5,5 persen, atau setidaknya pada kisaran 5,1 persen.
"Selama ini kan kami turut mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kredit pembiayaan, melalui insentif kebijakan likuiditas makroprudensial," ujarnya.
Kelima, diturunkannya suku bunga tersebut bertujuan agar penyaluran kredit ke perbankan semakin meningkat. Menurut Perry, perbankan tentunya akan lebih gencar menyalurkan kredit kepada masyarakat.
"Tidak hanya perbankan, ini juga mendukung fiskal khususnya untuk pembiayaan fiskal karena yield SBN juga akan turun, akan rendah, sehingga pembiayaan fiskalnya itu juga terdukung," kata Perry.
Suku Bunga Acuan Turun jadi 6 Persen
Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-Rate) di level 6,00 persen. Selain itu, suku bunga Deposit Facility turun sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate menjadi 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility juga turun sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen," kata Perry.
Perry menyebut, keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Selanjutnya, penurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.