Ternyata Ini Kendala Pemerataan Infarstruktur Pusat dan Daerah
Setiap kementerian cenderung fokus pada target masing-masing tanpa mengutamakan kolaborasi.
Indonesia terus berupaya memanfaatkan potensi teknologi digital untuk memperkuat ekonomi, mempercepat pembangunan, dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Dalam hal ini, peran teknologi informasi dan komunikasi menjadi krusial untuk meningkatkan efisiensi tata kelola, mendorong kolaborasi lintas sektor, dan menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif.
- Kemendagri Dorong Pemda Perkuat Kerjasama Kelola Sampah, Perubahan Perilaku Penting Dilakukan
- Sudah Datang ke KPK tapi Batal Diperiksa, Hasto Sebut Penyidik Lagi Sibuk
- Kemendagri Ingatkan Pemda Perluasan Akses Keuangan Demi Kemudahan Masyarakat
- Pemerintah Matangkan Skenario Pemindahan PNS ke Ibu Kota Nusantara, Ini Fokus untuk Jangka Pendek
Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Digital RI, Aris Kurniawan, menyoroti sejumlah tantangan dan peluang yang dihadapi pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur digital.
“Disparitas akses digital dan kemampuan siber masih menjadi tantangan utama. Namun, peluangnya juga besar, termasuk potensi kerja sama kawasan dan pengembangan energi hijau berbasis teknologi,” ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Selasa (26/11).
Tantangan Infrastruktur dan Tata Kelola
Aris menjelaskan bahwa salah satu hambatan utama adalah kesenjangan digital antara pusat dan daerah. Meski infrastruktur teknologi telah berkembang pesat, rupanya masih membutuhkan peningkatan terutama dalam hal pemerataan akses dan penguatan keamanan siber.
Salah satu kendala lainnya adalah ego sektoral antar instansi. Aris menilai bahwa setiap kementerian cenderung fokus pada target masing-masing tanpa mengutamakan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
"Ego sektoral harus dihilangkan. Kita perlu kepemimpinan yang kuat untuk mendorong integrasi dan sinergi," tegasnya.
Peluang Transformasi Digital
Meski tantangan cukup besar, Aris optimis terhadap potensi digitalisasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen sesuai target Presiden Prabowo. Dengan posisi strategis Indonesia dalam kerja sama kawasan dan kekayaan sumber daya seperti bioenergi dan hidrogen, transformasi digital dapat menjadi penggerak utama ekonomi berkelanjutan.
“Teknologi digital dapat mendorong efisiensi, transparansi, dan kolaborasi lintas sektor. Jika satu data Indonesia dapat diwujudkan, maka kebijakan pembangunan akan lebih akurat dan terintegrasi,” ujarnya.
Pentingnya Inovasi Menuju Indonesia Emas 2045
Aris menekankan bahwa teknologi tidak hanya soal perangkat keras dan lunak, tetapi juga tentang budaya kerja dan inovasi. Ia berharap pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo mampu mengatasi hambatan struktural dan mendorong inovasi dengan pendekatan yang lebih tegas dan terfokus.
Menurutnya, dengan adanya kepemimpinan yang kuat, permasalahan seperti tumpang tindih kebijakan dan ego sektoral dapat dieliminasi. Hal ini akan mempercepat lompatan transformasi teknologi di Indonesia.
Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, transformasi digital diharapkan dapat menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju 2045. Infrastruktur yang kuat, tata kelola yang matang, dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju yang berdaya saing global.
"Ekonomi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keberlanjutan, inklusivitas, dan kemajuan bersama. Ini adalah langkah kita menuju Indonesia Emas 2045," tutup Aris.
Reporter Magang: Thalita Dewanty