Ternyata, Segini Kerugian Ekonomi Dialami Israel Setiap Kali Perang Melawan Hamas Palestina
Kementerian Keuangan Israel mengungkapkan bahwa perekonomian negara bisa mengalami kerugian hingga USD10,5 miliar atau sekitar Rp167,43 triliun.
Bank Dunia juga mengaitkan penurunan ekonomi Israel saat itu dipengaruhi merosotnya ekspor Israel ke Palestina sebesar 24 persen.
Ternyata, Segini Kerugian Ekonomi Dialami Israel Setiap Kali Perang Melawan Hamas Palestina
Ternyata, Segini Kerugian Ekonomi Dialami Israel Setiap Kali Perang Melawan Hamas Palestina
Kerugian ekonomi dialami Israel tidak cukup kuat untuk menghentikan serangan terhadap warga Palestina yang berada di Gaza. Padahal, dalam beberapa kali, perekonomian Israel merugi akibat perang yang terjadi.
Misalnya, kerugian ekonomi dipicu gerakan boikot secara masif atau disebut juga dengan Boycott Divestment Sanction (BDS). Sejak serangan Israel terhadap militan Hamas hingga merembet ke warga sipil, pada 7 Oktober, seruan boikot kembali digaungkan.
- Ekonomi Israel Anjlok Akibat Perang Melawan Hamas Palestina, Begini Kondisinya
- Benarkah Gerakan Boikot Bisa Buat Ekonomi Israel Melemah? Begini Penjelasannya
- Ekonomi Israel Terguncang Akibat Gerakan Boikot di Berbagai Negara Dunia
- Ekonomi Israel Terguncang Akibat Perang dengan Hamas Palestina, Begini Kondisi Tragisnya
Dikutip dari laman bdsmovement.net, BDS didirikan pada tahun 2005 oleh organisasi masyarakat sipil Palestina. BDS merupakan gerakan kebebasan, keadilan, dan kesetaraan.
BDS menjunjung tinggi prinsip sederhana yaitu warga Palestina berhak atas hak yang sama seperti umat manusia lainnya. Gerakan ini muncul karena Israel menduduki dan menjajah tanah Palestina, melakukan diskriminasi terhadap warga Palestina di Israel, dan menolak hak pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka.
Berikut kerugian ekonomi Israel akibat gerakan BDS:
merdeka.com
Pada tahun 2014, dalam laman BDS movement, para ahli melaporkan kepada PBB bahwa akibat gerakan boikot, investasi asing langsung (foreign direct investment) ke Israel turun 46 persen pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.
Bank Dunia juga mengaitkan penurunan ekonomi Israel saat itu dipengaruhi merosotnya ekspor Israel ke Palestina sebesar 24 persen.
Laporan pemerintah Israel dan Rand Corporation memperkirakan, bahwa gerakan BDS dapat merugikan perekonomian Israel miliaran dolar.
Veolia mengakhiri kerjasamanya dalam proyek infrastruktur untuk pemukiman ilegal Israel, setelah aktivis boikot membujuk dewan lokal untuk membatalkan Veolia dari kontrak publik senilai setidaknya USD20 miliar atau sekitar Rp319 triliun dengan nilai rupiah terhadap dolar Amerika sebesar Rp15.900.
Sejumlah investor juga melakukan divestasi terhadap perusahaan-perusahaan yang dinilai berperan dalam pelanggaran hukum internasional.
Bank-bank swasta besar Eropa termasuk Nordea dan Danske Bank serta orang-orang kaya seperti George Soros dan Bill Gates juga telah melakukan divestasi akibat menjadi target BDS movement.
Dampak lainnya adalah Carmel Agrexco, perusahaan ekspor pertanian terbesar Israel, dilikuidasi setelah kampanye boikot besar-besaran terhadap perusahaan tersebut.Dalam laporan Times of Israel pada 2015, Kementerian Keuangan Israel mengungkapkan bahwa perekonomian negara bisa mengalami kerugian hingga USD10,5 miliar atau sekitar Rp167,43 triliun.
Selain itu, ribuan orang di Israel juga disebut berpotensi kehilangan pekerjaan jika negara tersebut diboikot secara penuh oleh internasional
Pada 2018, gerakan BDS berpotensi menghasilkan kerugian hingga USD11,5 miliar atau sekitar Rp183,37 triliun per tahun bagi Israel.
Sementara di tahun 2021, iklim bisnis di Israel harus menanggung kerugian sekitar USD368 juta atau sekitar Rp5,8 triliun, dalam kurun sebelas hari aksi serangan antara militer Israel dengan Hamas.
Mengutip Reuters, Asosiasi Manufaktur Israel yang mewakili 400.000 pekerja, mengutarakan bahwa hampir semua pekerja memilih tetap berada di rumah karena serangan roket yang tak kunjung berhenti.Serangan roket itu menyebabkan kerusakan besar di jalur Gaza. Kantor media Hamas memperkirakan kerugian dari serangan tersebut sebesar USD40 juta atau sekitar Rp637 miliar dengan kurs dolar terhadap rupiah Rp15.900.
Kerugian juga menimpa sektor energi. Reuters menuliskan 50 pabrik hancur dan rusak akibat tertimpa roket. Jika dikalkulasi, kerugiannya sekitar USD22 juta atau sekitar Rp350 miliar. Nilai tersebut belum termasuk kerugian pesanan yang dibatalkan.