Terungkap, Ini Alasan Tupperware PHK Karyawan
Analis Ritel dan Direktur Pelaksana di GlobalData, Neil Saunders mengungkapkan, penurunan nilai saham menjadi faktor utama memburuknya kinerja keuangan hingga terancam bangkrut.
Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus berlangsung hingga memasuki pertengahan tahun 2023. Terbaru, perusahaan multinasional Tupperware berencana melakukan PHK terhadap karyawannya.
Kabar ini dibenarkan langsung oleh CEO Tupperware, Miguel Fernandez. Menurutnya, perusahaan terpaksa melakukan efisiensi untuk mengantisipasi dampak keuangan yang lebih buruk.
-
Siapa penemu wadah Tupperware? Earl Tupper seorang pendiri Tupperware, merupakan inovator di balik penemuan ini.
-
Siapa yang mendirikan Tupperware? Tupperware didirikan pada tahun 1946 oleh ahli kimia Earl Tupper.
-
Apa keunggulan dari Tupperware? Tupperware dikenal dengan wadah dan mangkuk penyimpanan kedap udara, tahan lama, dan berwarna-warni.
-
Apa yang menjadi keunggulan utama Tupperware Indonesia? Keunggulan produk ini yaitu mampu membranding diri sebagai produk terbuat dari bahan yang aman serta berkualitas baik sehingga aman bagi kesehatan serta ramah lingkungan.
-
Siapa yang menciptakan Tupperware? Earl Tupper, seorang ahli kimia, menciptakan produk ini dengan memanfaatkan plastik polietilen, material yang pada saat itu dianggap sebagai limbah industri.
-
Apa produk Tupperware yang terkenal? Tupperware sebenarnya merupakan merek ikonik yang telah bertahan lebih dari 70 tahun, telah menjadi bagian penting dalam budaya global.
"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," ungkapnya dikutip melalui CNN.com di Jakarta, Rabu (12/4).
Lantas apa penyebab dari memburuknya keuangan Tupperware?
Analis Ritel dan Direktur Pelaksana di GlobalData, Neil Saunders mengungkapkan, penurunan nilai saham menjadi faktor utama memburuknya kinerja keuangan hingga terancam bangkrut. Pada awal pekan ini, saham Tupperware turun hampir 50 persen pada hari Senin menyusul peringatan suram bahwa masa depannya terlihat suram.
New York Stock Exchange juga memperingatkan bahwa saham Tupperware terancam dihapus dari daftar karena tidak mengajukan laporan tahunan yang diwajibkan. Tercatat, saham perusahaan turun hingga 90 persen selama setahun terakhir. Itu juga mengeluarkan peringatan "going concern" November lalu.
Selain penurunan nilai saham, memburuknya keuangan perusahaan juga dipicu oleh anjloknya kinerja penjualan. Hal ini menambah tekanan berat pada perusahaan yang memproduksi serta memasarkan produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga tersebut.
"Beberapa masalah merugikan Tupperware, termasuk penurunan tajam dalam jumlah penjual, penurunan konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda," menurut Neil Saunders.
Saunders mengatakan Tupperware berada dalam ‘posisi genting’ secara finansial karena berjuang untuk meningkatkan penjualan, dan karena asetnya ringan. Sehingga, Tupperware tidak memiliki banyak kapasitas untuk mengumpulkan uang.
"Perusahaan ini dulunya adalah sarang inovasi dengan gadget dapur pemecahan masalah, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya," katanya.
(mdk/idr)