Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Mata uang di sejumlah negara-negara berkembang tengah menghadapi tren pelemahan terhadap dollar AS (USD). Rupiah termasuk salah satu mata uang yang menjadi korban keganasan USD.
Pada Jumat (8/9) rupiah ditutup stagnan di level Rp 15.327 per USD.
Tanpa disadari pergerakan mata uang garuda ini kian jauh dari titik psikologis Rp14.000 per USD.
Lantas apakah Rupiah bisa kembali lagi ke level Rp14.000 per USD?
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengisyaratkan peluang Rupiah untuk kembali ke level Rp14.000 per USD lumayan sulit.
Dalam proyeksinya, penguatan mata uang garuda akan berada di rentang Rp14.800 hingga Rp15.000 per USD.
"Kalau kita perkiraan range (kisaran) tetap antara Rp14.800 sampai Rp15.000 ya," ungkapnya kepada awak media di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, ditulis Minggu (10/9).
Merdeka.com
Asmo menjelaskan, tren pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor. Terutama dari sentimen sisi eksternal.
Pertama, kinerja pertumbuhan ekonomi China belum terlalu menggembirakan hingga memasuki kuartal tiga 2023. Padahal, Negeri Tirai Bambu tersebut salah satu raksasa ekonomi terbesar dan di sektor perdagangan dunia.
"Pertumbuhan ekonomi China yang masih dibawah ekspektasi ini ketika negara belum mampu sepenuhnya lepas dari tekanan dampak pandemi Covid-19 dan hubungan politik dengan Amerika," ujarnya.
Merdeka.com
Kedua, banyak investor tengah khawatir dengan rencana Bank Sentral AS The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. Peluang ini dapat saja terjadi pada pertemuan bulan September mendatang.
"Tadi kalau The Fed naikkan suku bunga juga dampaknya akan terasa ke kita," bebernya.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk terus menggenjot literasi dan inklusi keuangan di sejumlah daerah. Hal ini untuk meningkatkan partisipasi investor domestik dalam menjaga stabilitas keuangan nasional.
"Jangan salah loh, investor domestik itu berpengaruh cukup besar juga loh. Apalagi dengan literasi dan inflasi lebih baik, jadi tantangan pemerintah kita mendorong juga literasi keuangan," pungkasnya.