Tolak Rencana Kenaikan LPG 3 Kg, Pengusaha Warteg: Masa Kita Masak Pakai Kayu
Mukroni menyatakan, LPG 3 kg sendiri bukan jenis barang substitusi untuk kegiatan memasak. Sehingga, kenaikan LPG dinilai amat memberatkan pelaku usaha warteg.
Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni menolak rencana pemerintah untuk menaikan harga LPG (elpiji) subsidi kemasan 3 Kilogram (Kg).
Mukroni menyatakan, LPG 3 kg sendiri bukan jenis barang substitusi untuk kegiatan memasak. Sehingga, kenaikan LPG dinilai amat memberatkan pelaku usaha warteg.
-
Apa yang Imel Alghi Dwi Agistri jual? Seorang mahasiswi asal Cirebon, Jawa Barat, berhasil merintis usaha kue kering almond hingga memiliki karyawan.
-
Apa yang dijual Epy Kusnandar di warungnya? Warung bernama Warung Sambal Dadak ini berlokasi di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, dan menawarkan pengalaman kuliner unik dengan buka dari jam 3 pagi.
-
Apa yang dijual oleh mantan tukang cuci piring tersebut di gerobak bajaj? Sesuai namanya, menu yang dijual adalah beberapa jenis pasta, spageti dan varian pizza.
-
Apa yang dijual di Depok? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Dalam kasus ini, polisi total menangkap delapan pelaku.
-
Bagaimana Kemendag menggenjot potensi pasar minyak goreng Indonesia di Timur Tengah? "Kunjungan lapangan (field visit) ke perusahaanekspor dan impor El Tawheedmerupakan bentukkomitmen pemerintah untuk menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia.
-
Bagaimana Hadnawi awal mulanya menjual emping melinjo? “Ada sekitar 20 tahun mah jualan emping, nah pas saya jadi sopir angkot, saya ke yang kenal dan nggak kenal saya tawarin,” ucap pria berpeci itu, mengutip Youtube SCTV Banten.
"Sebaiknya kenaikan LPG ditunda dulu. Gas itu barang yg susah disubstitusi, masa kita masak pakai kayu, listrik atau lainnya," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Rabu (6/4).
Selain itu, kenaikan LPG subsidi tersebut berpotensi membuat sektor usaha warteg mengalami gulung tikar. Mengingat, saat ini pelaku usaha warteg masih dibebani kenaikan sejumlah bahan pangan.
"Apalagi, omzet penjualan masih sepi," tekannya.
Untuk itu, Mukroni meminta pemerintah lebih peka dalam menyikapi persoalan yang terjadi dilapangan di tengah mahalnya harga sembako. Antara lain dengan membatalkan rencana melakukan penyesuaian harga LPG 3 Kg.
"Pemerintah jangan membuat rakyat kecil nangis dengan harga bahan pokok yang naik, apalagi naiknya LPG. kami bukan nangis air mata tapi bisa juga nangis darah," kerasnya mengakhiri.
Siap-Siap, Harga Pertalite dan LPG 3 Kg Ikut Naik Mulai Tengah Tahun
Sebelumnya, Pemerintah mengungkapkan rencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan LPG kemasan 3 kilogram secara bertahap pada periode Maret hingga Juli. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.
"Over all, yang akan terjadi itu Pertamax, Pertalite, gas yang 3 kilogram itu bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti September itu bertahap (naiknya) dilakukan oleh pemerintah," ujarnya saat meninjau Proyek LRT di Depo LRT Jabodebek Bekasi, Jumat (1/4).
Menko Luhut menyebut, kebijakan penyesuaian harga itu imbas dari kenaikan sejumlah komoditas. Menurutnya, rencana tersebut mengemuka dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.
"Semua efisiensi kita lakukan. Kita akan mendorong perintah Presiden kemarin dalam rapat pemakaian mobil listrik tempatnya Pak Budi Karya (Menhub)," tegasnya.
(mdk/idr)