Transformasi Digital, Warung Modal Rp1,5 Juta Berubah Jadi Toko Modern
Toko tersebut milik Slamet. Digitalisasi telah mengubah wajah Toko Merah miliknya menjadi sebuah toko modern yang tak mengenal batas pasar.
Pemerintah Jokowi terus mendorong pengusaha UMKM ataupun warung kelontong bertranformasi ke sistem digital. Terbukti, digitalisasi bisa membuat sebuah usaha terus berkembang dan maju. salah satunya warung kelontong di Perumahan Pondok Surya Mandala, Bekasi, Jawa Barang.
Toko tersebut milik Slamet. Digitalisasi telah mengubah wajah Toko Merah miliknya menjadi sebuah toko modern yang tak mengenal batas pasar.
-
Siapa yang mendorong UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? Lewat program onboarding, para pelaku usaha mikro didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital melalui e-commerce, baik yang dikelola pemerintah, BUMN, maupun swasta.
-
Siapa yang mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? “Kita masih punya celah yang perlu dipersempit. Makanya, kami harapkan bimbingan teknis (bimtek) ini bisa semakin mendorong pelaku UMKM beralih ke arah digital. Hal ini karena digitalisasi akan membantu pelaku UMKM untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus, akan mempermudah sistem pembayarannya karena penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar),” ungkap Puteri dalam Pembukaan Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Senin (4/12).
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Apa yang dilakukan BRI untuk mendukung digitalisasi UMKM? Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank milik pemerintah terbesar, terus berupaya mendorong inovasi dan digitalisasi UMKM agar sektor ini dapat berkembang. Salah satu dukungan BRI terhadap digitalisasi UMKM adalah melalui pengembangan web pasar bernama Pasar.id.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana cara Kemendag mendorong pelaku UMKM untuk masuk platform digital? Dalam kesempatan ini, Mendag Zulkifli Hasan kembali mengajak pelaku UMKM untuk masuk dalam platform digital agar dapat bersaing. "Kami mengajak agar toko-toko fisik berjualan secara daring karena perdagangan digital tidak mungkin dihindari. Untuk itu, perlu diatur. Kemendag terus melatih para pedagang pasar dan UMKM serta mempertemukan dengan platform digital.
Slamet yang lahir kelahiran Karanganyar, Solo, Jawa Tengah ini butuh setidaknya 4 tahun untuk mengubah warung tradisionalnya menjadi sebuah toko modern.
Transformasi warung menjadi toko merupakan buah dari kombinasi sikap positif seorang Slamet dimasa awal usahanya, mulai dari sikap berani keluar dari zona nyaman, terbuka pada perubahan, rajin menggali ilmu baru, dan keinginan kuat untuk maju.
Usaha warung mulai dijalankan Slamet bersama istrinya sejak 2005. Waktu itu modal awalnya adalah Rp1,5 juta. Pada hari pertama berjualan, omzet jualannya mencapai Rp200.000.
"Itu besar sekali, bandingkan dengan modalnya. Saya sangat bersyukur, baru buka sudah dapat Rp200.000. Waktu itu, warga di sekitar warung menyebutkan dengan Warung Merah karena dicat merah. Setahun kemudian dari laba yang ada, kami tambah stok barang," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (11/2).
Saat itu, toko-toko ritel modern tumbuh menjamur sebagai waralaba di mana-mana, termasuk di kawasan sekitar Warung Merah. Namun, Slamet tidak gentar, dengan bekal berbagai kursus dan bimbingan berbagai pihak yang telah dia dapatkan sebelumnya benar–benar dia terapkan bersama istri tercinta.
Bekal ilmu untuk mengubah warung sederhana dan tradisional menjadi toko modern yang terang benderang, tertata rapi, bersih dan nyaman bagi pembeli telah dia miliki, hingga Slamet berani menambah luas tokonya.
Pada 2009, warung kecil itu berubah menjadi sebuah toko, dan nama pun berubah menjadi Toko Merah.
Target Omzet Naik 40 Persen
Kisah bisnis Slamet selama 16 tahun merupakan potret perjalanan sebuah warung yang bertransformasi dalam menghadapi berbagai tantangan dan kendala. Termasuk pada saat Slamet membutuhkan dukungan dana untuk modal memperbesar warungnya.
Dia kemudian mencari dukungan perbankan dan kala itu BNI memberinya peluang sehingga Warung Merah bertransformasi menjadi Toko Merah setelah bangunannya diperluas dengan dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI senilai Rp400 juta. Dia pun menjadi UMKM binaan BNI dalam program Agen46.
Pandemi Covid-19 yang melanda sempat melumpuhkan bisnisnya ketika jumlah pembeli yang datang ke toko berkurang signifikan, transaksi menurun, pendapatan pun kena imbasnya.
Namun, semangat tinggi Slamet tidak kendur. Dia menangkap peluang dengan menjual fasilitas pendukung protokol kesehatan, mulai dari alat pencuci tangan, dan hand sanitizer.
Tak hanya itu, Slamet menambah 2 pegawai yang bertugas mengantar barang yang dipesan pelanggan sehingga penjualan diarahkan ke online melalui aplikasi WhatApps. Bahkan kini, daya layanan Slamet pun meningkat dari radius 2 kilometer menjadi 4 kilometer.
"Akibat pandemi, pelanggan yang datang berkurang. Kami berupaya untuk berinisiatif mempertahankan pelanggan dan usaha. Sekarang kami kirim barangnya. Pelanggan cukup WA atau telepon, kami kirim barangnya. Jadi (penjualan) hanya turun sebentar, setelah itu naik lagi," ujarnya.
Omzet Toko Merah juga mampu bertahan salah satunya dengan adanya kemudahan sistem transaksi elektronis sebagai Agen46. Toko Merah difasilitasi mesin EDC oleh BNI, sehingga pembayaran bisa melayani transfer atau kirim uang.
Pelanggan tidak perlu kemana-mana, cukup ke Toko Merah saja. Banyak pelanggan yang mengirim uang lewat BNI di Toko Merah. Selain itu, Slamet juga melayani jual pulsa, membayar tagihan listrik, membayar tagihan telepon , PDAM, hingga token listrik.
Omzet tokonya pun meningkat hingga 40 persen termasuk dari transaksi elektronik. Slamet bahkan optimistis, ke depan dapat mencetak omzet digital yang dilakukan melalui mesin EDC BNI mencapai Rp50 juta dalam sebulan.
(mdk/idr)