Uang gambar wayang bikin rezim Belanda hingga Soekarno tumbang
Uang kertas pertama di Nusantara dibuat oleh Bankbiljet van de Javasche Bank atau Bank Jawa.
Wayang memang bukan hanya sekadar seni pertunjukan, tetapi juga sudah menjadi tradisi dan budaya di Tanah Air. Bahkan wayang juga mewarnai dalam sejarah mata uang sebagai alat tukar di republik ini.
Di zaman kolonial hingga awal kemerdekaan, uang kertas banyak yang mengambil ilustrasi gambar wayang. Wayang orang maupun wayang kulit pernah menjadi gambar yang ngetren dalam alat tukar di awal republik ini merangkak lalu berdiri.
-
Kapan Uje meninggal? Kiprah ustaz gaul ini hanya bertahan hingga usia 40 tahun. Pada 26 April 2013 dini hari, Uje mengalami kecelakaan tunggal di Pondok Indah.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Bagaimana Uje meninggal? Pada 26 April 2013 dini hari, Uje mengalami kecelakaan tunggal di Pondok Indah. Saat itu Uje tengah mengendarai sepeda motor jenis Kawasaki, sendirian.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan buah angkung matang? Buah angkung memiliki warna biru tua dan daging berwarna merah keunguan saat sudah matang.
-
Apa itu Andung? Andung merupakan bentuk seni suara dan sastra (tradisi lisan) yang bersifat ritual adat yang dilantunkan ketika keluarga atau kerabat meninggal dunia.
Kini keberadaan uang bergambar wayang tersebut menjadi buruan para kolektor. Tidak hanya di dalam negeri, di luar negeri pun banyak para pemburu yang mencari uang Indonesia yang masih bergambar wayang.
Dari penelusuran merdeka.com, uang kertas pertama di Nusantara dibuat oleh Bankbiljet van de Javasche Bank atau Bank Jawa. Bank Jawa adalah pertama bank biasa dan kemudian Bank Nasional Hindia Belanda dan secara resmi ada 1863-1953. Pendiri Bank Jawa adalah bankir Wiggers Kerchem CFW, yang juga perusahaan asuransi untuk Hindia Belanda mendirikan NILLMIJ.
Di masa kolonial, Belanda membuat uang kertas bergambar wayang orang. Saat itu satuan yang digunakan masih gulden, belum sen apalagi rupiah. Dan sejak saat itu perkembangan uang kertas di Indonesia terus berkembang dari masa ke masa hingga saat ini. Di beberapa era, uang kertas bergambar wayang masih dipertahankan.
Namun eksistensi uang kertas bergambar wayang dianggap sebagian orang sebagai pembawa sial. Menerbitkan uang kertas bergambar wayang dianggap menjadi simbol pagebluk atau nahas bagi rezim yang berkuasa di Nusantara (Dari sebelum merdeka hingga setelah merdeka).
Topik pilihan: Rupiah | Uang NKRI
Hal ini didasarkan pada pengalaman bahwa pada tahun 1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui De Javasche Bank menerbitkan uang kertas seri wayang orang. Lalu pada tahun 1942, Belanda runtuh dikalahkan Jepang.
Nasib yang sama juga terjadi pada Jepang, negeri samurai pada tahun 1943 juga menerbitkan uang kertas seri wayang Arjuna dan Gatotkoco di Nusantara, dan akhirnya pada tahun 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak Sekutu.
Di era kemerdekaan, Presiden Pertama Soekarno juga pernah menerbitkan uang kertas bergambar wayang dengan pecahan Rp 1 dan Rp 2,5. Tak lama setelah uang bergambar wayang orang itu terbit, atau sekitar tahun 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahan Soekarno menyusul peristiwa G30S.
Hal itulah yang konon membuat pemerintah setelah era Soekarno tidak lagi menggunakan gambar wayang di sisi uang kertas. Uang kertas hingga saat ini lebih banyak diberi ilustrasi pahlawan, hewan khas Indonesia, alat musik tradisional hingga gambar duet proklamator.
Wayang bagi sebagian orang tidak sekadar cerita dari negeri Hindustan, tetapi mengandung nilai misteri tersendiri. Untuk pagelaran wayang pun tidak bisa asal comot lakon yang akan dipentaskan. Lakon yang akan dipentaskan harus sesuai dengan hajat dari sang penanggap wayang.
Misalnya dalam acara perkawinan, dalang tidak akan mungkin memainkan lakon Perang Baratayudha, atau Karno Tanding. Konon jika dalam pesta perkawinan digelar wayang dengan lakon itu, maka rumah tangga sang mempelai juga akan selalu berakhir perang. Dalam acara pesta pernikahan atau kebahagiaan, dalang biasanya akan memainkan lakon berjudul wahyu, atau Raben, yang diyakini akan membawa berkah.
Lalu benarkah lakon wayang dalam uang kertas menjadi pembawa sial bagi rezim yang berkuasa karena tidak sesuai dengan hajatnya?
Baca juga:
Akhir tahun Bank Indonesia sebar Rp 88 triliun uang tunai
4 Fakta di balik uang Rp 100.000 bersambung
BI Manado musnahkan Rp 631,6 miliar duit rusak dan kucel
Mengintip proses pembuatan dolar AS di Washington
BI: Pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000 paling banyak dipalsukan
Ini negara pertama bakal terapkan transaksi tanpa uang tunai