Universitas Ma Chung temukan bakteri untuk bahan baku sel surya
Penggunaan bakteri diyakini lebih efektif dibanding silikon.
Universitas Ma Chung, Malang menemukan bahwa bakteri fotosintesis bisa menggantikan silikon sebagai bahan baku sel surya (solar cell) di mana dibutuhkan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pasalnya, bakteri ini bisa menangkap energi matahari saat berfotosintetis.
"Bakteri ini menangkap energi dari matahari saat berfotosintesis yang lalu melalui proses tertentu menghasilkan listrik," kata peneliti dari Universitas Ma Chung Monika Prihastyanti di sela-sela pameran 'Penguatan Kelembagaan Pusat Unggulan Iptek Se-Indonesia' seperti dilansir Antara di Universitas Airlangga, Surabaya.
Menurut dia sudah banyak riset pengembangan solar cell di Indonesia, namun, pengguna bahan bakteri baru Universitas Ma Chung, Malang. Di AS telah dikembangkan solar cell berasal dari tanaman bayam dengan prinsip sama menggunakan kemampuan fotosintesisnya.
"Tapi bakteri memiliki kelebihan dibanding tanaman, yakni spektrum gelombang elektromagnetiknya lebih panjang sehingga bisa menyerap energi matahari lebih baik," katanya.
Menurut dia, solar cell dari bakteri sangat mendukung program energi terbarukan karena bakteri mudah untuk ditumbuhkan dibanding bahan solar cell dari silikon.
Dia mengatakan, peluang bisnis pigmen selain di sektor energi, juga sangat besar di sektor pangan dan obat-obatan, misalnya untuk pembuatan pro-Vitamin A, antioksidan, deteksi sel kanker, kosmetik, pewarna alami dan lain-lain.
Baca juga:
PLN klaim mampu hemat subsidi Rp 186 M per tahun
Setahun, beban listrik Jawa-Bali cetak hattrick
Tarif listrik panas bumi resmi naik jadi USD 12 sen per KWh
Pulau Lemukutan 100 persen pengguna listrik prabayar
Tarif listrik rumah tangga di atas 1.300 watt segera dinaikkan
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
-
Bagaimana cara PLTA Kracak menyalurkan listrik? “Jadi ini listriknya disalurkan ke Bogor, yang saat itu Buitenzorg sedang butuh, terutama untuk penerangan kantor gubernur. Setelah Buitenzorg memiliki penerangan, listrik disalurkan ke Tanjung Priuk untuk operasional Trem dan perkotaan,” kata sang kreator, Jejak Siborik.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Bagaimana cara masyarakat Pulau Miang mengelola listrik PLTS mereka? “Sampai sekarang kami masih menggunakan PLTS ini dengan baik, pengelolaannya langsung ke desa,” katanya.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana petugas memadamkan kebakaran tiang listrik? Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air untuk memadamkan kebakaran tiang listrik di Jalan Prof M Yamin menuju Taman Menteng, Jakarta, Rabu (17/1/2024).