Utang Israel Membengkak Jadi Rp694 Triliun Usai Serang Gaza
sepanjang 2022, Israel menumpuk utang USD 16,9 miliar atau sekitar 63 miliar shekel.
Utang Israel tercatat sebesar USD 43 miliar (160 miliar shekel) atau sekitar Rp694,36 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah di kisaran 16.148).
Utang Israel Membengkak Jadi Rp694 Triliun Usai Serang Gaza
Utang Israel Membengkak Jadi Rp694 Triliun Usai Serang Gaza
- Netanyahu Tawarkan Hadiah Rp79 Miliar Bagi Siapapun yang Bebaskan Tawanan Israel di Gaza
- Tentara Israel Izinkan Penjarahan Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Mesti Ada Uang "Jatah Preman"
- Sedang Salat Subuh, 100 Warga Gaza Tewas Dihantam Serangan Udara Israel
- Israel Umumkan Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Perang antara Israel dan Hamas di Gaza membuat utang Israel membengkak menjadi dua kali lipat pada 2023. Hal itu disampaikan Kementerian Keuangan Israel.
Mengutip laman trtworld.com, utang Israel tercatat sebesar USD 43 miliar (160 miliar shekel) atau sekitar Rp694,36 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah di kisaran 16.148).
"Setengah dari jumlah utang itu atau sekitar 81 miliar shekel, sejak pecahnya perang pada Oktober 2023," demikian disampaikan Kementerian Keuangan.
Sementara itu, sepanjang 2022, Israel menumpuk utang USD 16,9 miliar atau sekitar 63 miliar shekel.
Accountant General Yali Rotenberg menuturkan, 2023 adalah tahun yang penuh tantangan yang membutuhkan kenaikan pembiayaan dan membutuhkan penyesuaian taktis dan strategis.
“Meskipun terdapat banyak ketidakpastian dan tantangan, kemampuan untuk meningkatkan utang di pasar lokal dan global, bahkan di masa perang, dalam volume yang signifikan dan rasio cukupan yang sangat tinggi, menunjukkan tingginya aksesibilitas Israel terhadap pasar dan bukti dari kekuatan ekonomi Israel” ujar dia.
Total utang Israel menjadi 62,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2023, naik dari 60,5 persen pada 2022 karena lonjakan belanja perang. Rasio utang itu akan mencapai 67 persen pada 2024.
Bulan lalu, Isarel mencatat rekor penjualan obligasi global pertama senilai USD 8 miliar sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, dengan permintaan yang sangat tinggi bahkan setelah Moody’s menurunkan peringkat utang Israel untuk pertama kali pada Februari.
Pada 2023, Israel mengumpulkan sekitar 116 miliar shekel atau 72 persen dari total dana di dalam negeri, dengan 25 persen berasal dari pinjaman luar negeri dan sisanya utang dalam negeri yang tidak dapat diperdagangkan.
Utang publik Israel tumbuh 8,7 persen tahun lalu menjadi 1,13 triliun shekel, sebagian didorong tingginya inflasi dan suku bunga. Demikian disampaikan Kementerian Keuangan.
Rasio beban bunga terhadap PDB tidak berubah tahun lalu pada 2,4 persen.
Di sisi lain, saat peringkat kredit utang Israel turun menjadi A2, Moody’s menyebutkan risiko politik dan fiskal yang signifikan bagi negara tersebut akibat perang dengan Hamas.