Waspada Krisis Air, Kapasitas Air Baku Turun 60 Persen Imbas Kemarau Panjang
Sejak memasuki bulan Agustus fenomena El Nino ini semakin kuat sehingga terjadi penurunan kapasitas di sumber-sumber air.
"Jadi yang memang betul-betul merasakan dampak sekitar 3.000 pelanggan di sebagian wilayah Soreang," kata Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Raharja.
Waspada Krisis Air, Kapasitas Air Baku Turun 60 Persen Imbas Kemarau Panjang
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Raharja mencatat kapasitas air baku untuk melayani air perpipaan di Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi mengalami penurunan sampai 60 persen. Ini terjadi imbas musim kemarau dampak dari fenomena El Nino. Direktur Utama Perumda Tirta Raharja, Teddy Setiabudi mengungkapkan bahwa kejadian turunnya kapasitas air baku ini terjadi merata di sumber-sumber air baku utama Tirta Raharja, yakni Situ Cileunca, Situ Cipanunjang, Sungai Cisangkuy, Situ Lembang dan Sungai Cimahi.
- Krisis Air Makin Parah, Begini Perjuangan Warga di Grobogan Berburu Air hingga ke Tengah Hutan
- Atasi Krisis Air Bersih, Polres Jepara Buat Sumur Bor
- Kekeringan akibat El Nino Picu Krisis Air Bersih di Serang, Pasokan Air Hanya Andalkan 1 Truk Tangki
- Kemarau Panjang, 62 Desa di Demak Susah Cari Air Bersih
"Sejak memasuki bulan Agustus fenomena El Nino ini semakin kuat sehingga penurunan kapasitas di sumber-sumber air kita ini sudah menurun antara 40-60 persen," kata Teddy di Cimahi, Jawa Barat, Senin.
Dengan sumber air baku yang mengering, kata Teddy akhirnya pihak Tirta Raharja relatif hanya bisa mengolah rata-rata 50 persen dari kapasitas dalam kondisi normal, sehingga ribuan orang atau sekitar 40 persen pelanggan terdampak.
Sejumlah 40 persen warga yang terdampak itu, lanjut dia, tersebar di wilayah Soreang, Banjaran, Majalaya, Baleendah, Bojongsoang sampai ke Rancaekek.
"Kurang lebih pelanggan kita ada 35.000 dan yang terdampak di sekitaran situ berkisar 10.000 pelanggan namun dengan kasus yang berbeda," kata Teddy.
Dengan rekayasa yang dilakukan seperti melakukan isolasi jaringan, optimalisasi SPAM, maintenance seluruh instalasi dan pengaliran air secara bergiliran, katanya, yang betul-betul terdampak tidak teraliri air adalah sekitar 3.000 pelanggan, karena kontur daerah pelayanan yang lebih tinggi dibandingkan jaringan air yang ada.
"Jadi yang memang betul-betul merasakan dampak sekitar 3.000 pelanggan di sebagian wilayah Soreang, Banjaran, Baleendah, Bojongsoang dan juga di Pamengpeuk. Sebagai solusi kami menyediakan pengiriman tangki air gratis baik dengan mobil ataupun dengan kendaraan roda tiga tentu harus ada yang mengkoordinir baik RT RW ataupun pelanggan sendiri," ucap Teddy.
Fenomena penurunan kapasitas air baku ini sendiri, tambah Teddy, dirasakan bertahap sejak bulan Juni 2023 yang awalnya 10-20 persen dan berlanjut pada Juli (20-30 persen), diprediksi akan berlanjut hingga Oktober 2023.