Kimberly Ryder Akui Pernah Dipukul Edward Akbar Pakai Handphone
Kimberly Ryder membawa sejumlah bukti dugaan kekerasan yang dilakukan Edward Akbar.
Kimberly Ryder mengunjungi Komnas Perempuan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) untuk mengajukan laporan. Dalam kunjungannya yang didampingi oleh pengacaranya, Kimberly melaporkan Edward Akbar terkait dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Pada kesempatan tersebut, dia membawa bukti-bukti yang menunjukkan adanya kekerasan fisik dan psikis yang dialaminya.
"Kami sudah melaporkan dugaan kekerasan ini ke KPPPA dan Komnas Perempuan," kata Kimberly Ryder di Menteng, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (9/10).
"Kami menjelaskan situasi dan membawa bukti, termasuk video dan dokumen cetak yang mendukung klaim tentang kekerasan fisik dan psikis yang dialami klien saya," tambah Machi Ahmad, pengacara Kimberly.
Kimberly Pernah Ditampar Pakai HP oleh Edward
Kimberly mengungkapkan salah satu indikasi kekerasan dalam rumah tangga, saat Edward menamparnya ketika mereka berebut ponsel. Ia menyatakan kejadian tersebut terjadi tahun ini.
"Ini adalah tamparan yang membuat saya mengalami lebam, dan ini terjadi pada tahun 2024 karena masalah ponsel," jelas Kimberly.
Bawa Banyak Bukti
Machi menyatakan mereka telah menyerahkan bukti tersebut, yang diterima dengan positif oleh KPPPA dan Komnas Perempuan. Kimberly juga berbagi mengenai dugaan kekerasan fisik dan psikis yang ia alami.
"Kami telah menceritakan serta menyertakan bukti yang berkaitan dengan kekerasan psikis dan fisik yang dialami oleh klien saya," ungkap Machi.
Edward Akbar Laporkan Kimberly ke Komisi Nasional Perlindungan Anak
Sebagai tambahan informasi, Edward Akbar sebelumnya telah mengunjungi Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Tujuan kunjungannya adalah untuk melaporkan dugaan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Kimberly Ryder terhadap anak mereka.
Dalam laporan tersebut, Edward membawa sejumlah bukti terkait dugaan kekerasan yang dilakukan oleh Kimberly. Terdapat setidaknya tiga insiden yang dianggap sebagai bentuk kekerasan yang dilakukan Kimberly terhadap anak mereka.