Penuh Haru, Detik-Detik Sandy Permana Meninggal Dunia di Pelukan Istri Tercinta dalam Perjalanan Menuju Rumah Sakit
Sandy Permana wafat di rumah sakit sambil dipeluk oleh istrinya yang tercinta.
Sandy Permana, aktor sinetron legendaris Mak Lampir meninggal dunia secara tragis pada Minggu (12/1) pagi. Kepergian Sandy menjadi kabar mengejutkan besar bagi banyak orang, terutama bagi keluarganya.
Istrinya, Ade Andriani menjelaskan beberapa rincian mengenai kronologi peristiwa yang merenggut nyawa suaminya. Bahkan dia menceritakan sosok terduga pelaku yang saat ini belum teridentifikasi.
Ade memulai ceritanya dengan mengungkapkan tidak mengetahui secara detail peristiwa itu terjadi. Pada pagi kejadian, dia masih terlelap sebelum ibunya membangunkannya dengan berita yang mengejutkan.
"Kronologinya saya nggak tahu pasti ya, karena kemarin kan pagi ya, kemarin pagi saya masih tidur. Tiba-tiba itu jam setengah 8 saya dibangunin sama ibu saya. Kemudian ada tetangga yang jemput, katanya suruh ke rumah sakit," jelas Ade Andriani, saat berada di rumah duka pada Senin (13/1).
Saat itu, Ade sempat menanyakan kondisi suaminya, tetapi hanya diberitahu Sandy mengalami kecelakaan. Sebelum berangkat ke rumah sakit, Ade keluar rumah dan melihat motor suaminya yang penuh darah, sehingga ia merasa sangat terkejut.
"Ke RS Harapan Mulia saya tanya kenapa? Mas Sandy jatuh, katanya gitu. Enggak tau jatuh kenapa? Udah buruan, katanya gitu. Udah-udah saya siap-siap, terus saya keluar depan rumah. Saya lihat motor suami saya yang dipakai sebelum kejadian. Saya lihat motor itu penuh darah," ungkapnya.
Peluk Sang Suami Sebelum Meninggal Dunia
Setelah itu, Ade segera menuju Rumah Sakit Harapan Mulia, tempat suaminya dirawat untuk pertama kalinya. Ketika tiba di rumah sakit, Ade melihat Sandy terbaring dengan luka-luka parah dan tubuhnya berlumuran darah.
Meskipun dalam keadaan kritis, Sandy masih tampak sadar dan berusaha merespons upaya istrinya untuk menenangkannya.
“Saya syok, saya bilang kenapa ini? Nggak jatuh, ayo buruan, katanya gitu. Saya dibawa ke rumah sakit. Saya dibawa ke rumah sakit ke Harapan Mulia, saya lihat suami saya lagi tiduran masih sadar, mungkin lagi menahan sakitannya. Saya lihat itu udah penuh darah, di baju semua itu udah penuh darah. Dia udah mau gerak-gerak karena sakitannya,” ungkap Ade.
“Saya ajak bicara, saya tenangin, dia respon. Saya bilang kuat ya? Kuat, saya bilang untuk anak-anak? Iya, katanya gitu. Saya tenangin lagi, saya tanya pelan-pelan. Kenapa begini? Saya bilang, siapa? Saya bilang kayak gitu, siapa yang membuat kamu begini? Saya bilang gitu kan. Mungkin dia mau ngomong cuma karena napasnya udah sesak ya,” lanjutnya.
Namun, keadaan Sandy semakin memburuk. Dia mulai mengalami kesulitan berbicara karena napasnya sudah sangat sesak. Mengingat kondisinya yang kritis, pihak rumah sakit memutuskan untuk merujuk Sandy ke RSUD Cileungsi. Sayangnya, dalam perjalanan menuju rumah sakit tersebut, Sandy menghembuskan napas terakhirnya di pelukan sang istri.
“Jadi dia nggak bisa ngomong. Jadi dari rumah sakit Harapan Mulia itu, dirujuk lagi ke RSUD Cileungsi. Di RSUD Cileungsi itu, udah di dalam mobil itu. Saya dampingin dia di sini. Sebelum nyampe ke rumah sakit RSUD Cileungsi itu, dia udah menghembuskan napas terakhirnya di sini saya (dipelukan saya). Sampai di rumah sakit RSUD Cileungsi itu baru dinyatakan meninggal, sudah diproses, karena korban penusukan,” jelasnya.
Setelah tiba di RSUD Cileungsi, Sandy dinyatakan meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dipindahkan ke kamar jenazah untuk proses visum dan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
“Jadi dipindahin ke kamar jenazah untuk polisi. Untuk divisum segala macam, jadi ditunggu. Jadi kan pagi saya tungguin almarhum di kamar jenazah," cerita Ade.
Ade menyampaikan menurut informasi dari warga sekitar, sebelum kejadian Sandy sempat terlibat cekcok dengan tetangganya. Insiden itu diduga terjadi setelah Sandy selesai memberi makan ayam ternak di belakang rumahnya.
"Saya denger ada warga saya itu. Lagi mungkin diinterrogasi polisi. Jadi saya dengar, karena katanya si korban. Soalnya, pagi kan dia (suaminya) emang suka nganterin makan ayam ke rumah belakang, karena dia ternak ayam pulang,” tutupnya.
Sandy Sempat Minta Tolong ke Warga
Setelah insiden penusukan, Sandy berusaha mencari bantuan dari warga setempat. Ia bahkan diketahui sempat meminta pertolongan kepada seorang perawat yang tinggal di dekat lokasi kejadian.
Sementara itu, Ade melakukan pemeriksaan terhadap rekaman CCTV di rumahnya untuk mengetahui aktivitas Sandy sebelum peristiwa tersebut. Dari rekaman itu, terlihat Sandy meninggalkan rumah sekitar pukul 06.30 WIB untuk mengantar makanan ayam.
"Karena saya nggak tau, emang dia pagi nganterin makanan ayam. Setelah jadian, saya cek CCTV rumah. Itu dia keluar rumah jam setengah tujuh. Jam setengah tujuh. Terus sebelum kejadian jam setengah delapan, jam tujuh lewat dua puluh. Dia masih ke rumah dulu, dia ke rumah nganterin apa yang mungkin dia beli. Dia taro, dia pergi lagi. Nah itu kejadiannya dia pergi lagi balik. Saya nggak tau masalahnya apa," pungkasnya.
Ade mulai mencurigai tetangga sebagai pelaku penusukan tersebut. Dia mengungkapkan tetangganya itu pernah terlibat konflik dengan Sandy beberapa kali. Salah satu insiden terjadi saat rapat RT pada bulan Oktober 2024. Ade juga menambahkan tetangganya sering menunjukkan sikap sinis terhadap keluarganya.
"Katanya mungkin ada cekcok sama tetangga. Langsung penusukan katanya. Tapi setelah penusukan itu, katanya dia masih sempet sadar. Dia jalan minta pertolongan warga. Dia minta pertolongan yang ada di sini, kan ada perawat," ungkapnya.
Beberapa minggu sebelum kejadian, Ade juga mengalami teguran yang tidak menyenangkan. Dia tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya, namun ia menduga suaminya kembali keluar rumah dan bertemu dengan tetangganya yang diduga sebagai pelaku penusukan tersebut.