Tangis Sonny Septian Pecah di Pemakaman Sang Ibunda, Turun ke Liang Lahat Meski Masih Pakai Penyangga Leher
Air mata Sonny Septian tak bisa terbendung saat ia merasakan kehilangan mendalam atas kepergian ibunya.
Sonny Septian Menangis
Di rumah duka, suasana haru menyelimuti keluarga yang berkumpul, semuanya bersatu dalam doa untuk mendiang. Kesedihan yang menyayat hati ini menggambarkan betapa besar cinta dan kasih sayang Sonny kepada sang bunda.
Di tengah suasana haru yang menyelimuti prosesi pemakaman, ia berusaha keras untuk tetap kuat dan tegar. Tak sendirian, sang istri, Fairuz A. Rafiq, serta kedua anak mereka, King Faaz dan Queen Eijaz, juga hadir, memberikan dukungan dan kasih sayang di saat-saat yang penuh kenangan ini.
Meskipun Sonny Septian masih dalam tahap pemulihan dari sakit yang dideritanya baru-baru ini, ia tetap bertekad untuk tidak melewatkan momen berharga ini. Dengan penuh rasa haru, ia hadir untuk mengantarkan kepergian sang bunda untuk terakhir kalinya, menunjukkan betapa dalamnya cinta dan penghormatan yang ia miliki.
Pria yang lahir pada 23 September 1983 ini terlihat begitu emosional saat mengusung keranda menuju pemakaman. Dengan penuh rasa hormat, ia bahkan turun ke liang lahat untuk memberikan penghormatan terakhir kepada ibunda tercintanya. Momen haru ini mencerminkan betapa dalamnya cinta dan rasa kehilangan yang dirasakannya.
Masih Pakai Penyangga Leher
Meskipun telah menjalani operasi penyempitan pembuluh darah, Sonny Septian masih harus sabar mengenakan penyangga leher sebagai bagian dari proses pemulihan. Ini adalah langkah penting dalam perawatannya, menunjukkan betapa seriusnya kondisi yang dihadapinya. Kesabaran dan ketekunan menjadi kunci dalam perjalanan pemulihannya.
Ketika jenazah ibunya diturunkan, Sonny Septian dengan penuh keteguhan mengumandangkan adzan terakhir. Suaranya yang bergetar menggema di udara, meski air mata tak bisa ia tahan. Momen haru ini menjadi saksi betapa dalamnya kasih sayang seorang anak kepada ibunya.
Sonny Septian merasakan kesedihan yang mendalam saat petugas mulai menutup liang lahat dengan tanah. Suasana haru semakin terasa ketika doa dipanjatkan, seolah-olah mengiringi kepergian yang takkan tergantikan. Setiap butir tanah yang jatuh menambah berat rasa kehilangan yang menggelayuti hatinya.
Keluarga dengan penuh haru mengangkat doa untuk ibunda tercinta, berharap agar beliau mendapatkan tempat yang layak di sisi Sang Pencipta. Proses pemakaman yang penuh emosi itu ditutup dengan ritual tabur bunga, simbol penghormatan dan cinta yang abadi.