CEK FAKTA: Kabar Harimau Sumatera Berkeliaran di Duri Riau Hoaks
Merdeka.com - Informasi maupun berita beredar di media sosial tentang harimau Sumatera berkeliaran di daerah Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Ternyata kabar itu tidak benar atau hoaks.
Wartawan Antara di Pekanbaru telah melakukan klarifikasi kepada aktivis lingkungan dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Senin (9/12). Kesimpulannya, tidak benar informasi yang menyebutkan adanya sosok Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) berkeliaran di Duri.
"Kalau dari jejak, itu tapir bukan harimau. Tapi informasi beredar di masyarakat sudah ditambah-tambahin. Misalkan ada yang lihat jejak, orang bilang jejak harimau, jadi bertambah-tambah," kata Direktur Program Rimba Satwa Foundation (RSF), Zulhusni, ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Fakta unik apa tentang harimau? Harimau, dengan pola belang yang memukau dan kegagahannya, merupakan salah satu hewan yang paling menakjubkan di dunia ini. Tidak hanya itu, harimau juga memiliki kekuatan yang luar biasa. Satu pukulan dari cakarnya saja bisa menjadi cukup kuat untuk membunuh seekor binatang dewasa yang berukuran sedang.
-
Apa ancaman utama bagi Harimau Sumatera? Rusaknya ekosistem hutan membuat konflik antara harimau dengan manusia tidak pernah berhenti. "Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
-
Di mana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
-
Kapan serangan harimau terjadi di Sukabumi? Saat Sukabumi masih bernama Jampang paruh abad ke-19, kondisinya belum semodern sekarang. Masih banyak wilayah tersebut yang merupakan hutan, serta kebun milik warga dengan pepohonan yang rindang.
-
Bagaimana cara melindungi Harimau Sumatera? Keberadaan harimau sumatera dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meski dilindungi, jika hutan terus berubah menjadi kebun, bukan tidak mungkin si raja hutan ini akan punah.
Informasi yang salah tentang harimau Sumatera tersebut kini menjadi perhatian cukup serius dari pihak kelurahan, kepolisian, dan aktivis seperti RSF dan Hipam. Menurut dia, informasi hoaks yang meresahkan masyarakat ini bukan pertama kali terjadi di daerah itu.
Penyebaran berita hoaks tersebut menyebar luas via media sosial. Ada pihak yang menghebohkan isu tersebut dengan mengaitkannya dengan kasus harimau di Pagar Alam Provinsi Sumatera Barat, Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
"Di media sosial itu dibesar-besarkan, disangkutpautkan, misalkan video (harimau) di Kampar itu dibilang di Duri dan jadi heboh," ujarnya.
Halusinasi, Suara Gajah Dikira Harimau
Kejadian terbaru ketika pegawai perusahaan PT Supraco mengaku mendengar suara harimau di dekat Polsek Mandau, daerah Duri, Bengkalis. Dia mengatakan tim dari Hipam kebetulan sedang patroli di daerah itu mengidentifikasi gajah sumatera liar, bukan harimau.
"Jelas-jelas itu suara gajah, tapi karena sudah halusinasi karena takut, suara gajah dibilang suara harimau," katanya.
Dia menyayangkan informasi hoaks yang beredar merugikan masyarakat setempat karena warga kini takut untuk pergi ke ladang.
Sementara itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau juga memastikan bahwa informasi harimau di daerah Duri adalah tidak benar.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BBKSDA Riau, Bintang Hutajulu, mengatakan berita tentang harimau di daerah tersebut sudah menyebar sejak dua minggu lalu.
Tim dari BBKSDA Riau sudah melakukan pengecekan ke lokasi, ternyata yang ditemukan warga bukan jejak harimau.
"Sudah kita tindak lanjuti, ternyata jejak tapir. Namun masyarakat masih saja kurang percaya, padahal sudah kita sosialisasikan ke RT, RW, Babinkamtibnas, dan masyarakat yang ketemu diduga Harimau. Tapi tidak apalah ada peringatan dari lurah, sehingga masyarakat beraktifitas secara hati-hati dan juga tidak asal memburu satwa liar dilindungi maupun tidak dilindungi," kata Bintang Hutajulu. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada awal abad ke-19 harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaInformasi tentang sesar besar Sumatera yang akan menimbulkan tsunami itu beredar luas melalui video berdurasi pendek.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Panaikang, Kecamatan Minasatene angkat suara terkait video tersebut
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaIa lantas memilih untuk memberhentikan mobilnya dan membiarkan harimau untuk menyebrangi jalanan tersebut.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaKemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini seekor Harimau Sumatera bernama Nurhaliza dikabarkan mati di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo.
Baca SelengkapnyaBenarkah foto gurita raksasa terdampar di Bali? Ini Penelusurannya
Baca SelengkapnyaBerita tsunami terjadi di Kota Batam dan Tanjungpinang pada Selasa (17/9) hanya isu dan membohongi masyarakat
Baca SelengkapnyaBKSDA Sultra menyebut orangutan tidak ada di wilayah Sulawesi apalagi Sultra. Dia menduga video itu di wilayah Kalimantan.
Baca Selengkapnya