Profil
Delsy Syamsumar
Nama Delsy Syamsumar dikenal sebagai pelukis terkemuka di Indonesia yang telah membuahkan beberapa karya-karya indah hingga dia menjadi satu-satunya pelukis asal Indonesia yang diakui bakat dan keterampilannya dalam bidang seni lukis oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui sebuah buku literatur seni dunia "France Art Journal 1974". Dalam buku tersebut, dia diberi predikat " II'exellent dessinateur" dan "Litteratures Contemporaines L' Azie du Sud Est" hingga diakui sebagai seniman dari Asia Tenggara terbaik yang memiliki bakat tak hanya dalam seni lukis, melainkan juga sebagai designer, ilustrator, komikus, dan lain sebagainya.
Kepiawaiannya dalam dunia seni ternyata juga bisa menyatu dengan dunia perfilman. Pada saat diselenggarakannya Festival Film Asia di Tokyo tahun 1962, Delsy Syamsumar berhasil menyabet penghargaan sebagai Art Director terbaik di Asia atas film yang berjudul "Holiday in Bali" yang disutradarai oleh H. Usmar Ismail.
Delsy Syamsumar dilahirkan pada tanggal 7 Mei 1935 di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Keahliannya sebagai seorang pelukis Neo-Klasik sudah didengar oleh orang banyak. Bakat seni melukisnya mulai tampak ketika ia masih kecil berumur 5 tahun. Ketika telah menduduki bangku persekolahan, Delsy Syamsumar berhasil memenangkan dan menjadi juara beberapa sayembara di sekolah-sekolah Sumatera Barat. Bakatnya semakin terasah ketika dia mendalami ilmu seni lukis dari Gurunya yang bernama Wakidi, seorang pelukis handal di masa Orde Lama.
Pameran tunggal Delsy pernah diselenggarakan di Hotel Indonesia, Gedung Kesenian Jakarta. Lukisan hasil karyanya bahkan pernah tercatat sebagai lukisan termahal yang terjual dalam suatu pameran bersama para seniman lukis tersohor Indonesia lainnya (Afandi, Basuki Abdullah, dll).
Delsy Syamsumar menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan istri pertamanya, Adila, di Jakarta pada tanggal 21 Juni 2001. Dengan demikian, 5 orang istri yang ia nikahi dan 9 orang anak yang dikaruniakan untuknya telah ia tinggalkan.
Riset dan analisa oleh: Giri Lingga Herta Pratama