Amerika Serikat Diam-Diam Setujui Kerja Sama Senjata Nuklir Dengan Arab Saudi
Merdeka.com - Sekretaris Energi Amerika Serikat Rick Perry menyetujui enam kesepakatan rahasia dengan perusahaan untuk menjual teknologi tenaga nuklir dan bantuan ke Arab Saudi. Laporan tersebut didapat dalam sebuah salinan dokumen resmi oleh Reuters, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (29/3).
Rupanya, pemerintahan Presiden AS Donald Trump diam-diam mengejar kesepakatan yang lebih luas tentang teknologi nuklir antara negaranya dan Arab Saudi, dengan tujuan membangun setidaknya dua pembangkit listrik tenaga nuklir.
Beberapa negara termasuk AS, Korea Selatan dan Rusia bersaing untuk mendapatkan kesepakatan itu, dan pemenangnya diharapkan diumumkan akhir tahun ini oleh Saudi.
-
Kenapa presiden AS butuh tas koper nuklir? Pada 1950-an Presiden Dwight Eisenhower dan para penasihatnya khawatir Amerika Serikat terlalu rentan akan serangan nuklir dari musuh.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Kenapa CEO teknologi ingin bekerja sama dengan Trump? Apple CEO Tim Cook menyampaikan, 'Selamat kepada Presiden Trump atas kemenangan Anda! Kami siap untuk berkolaborasi dengan Anda dan pemerintahan Anda untuk memastikan bahwa Amerika Serikat terus menjadi pemimpin dalam inovasi dan kreativitas.' Pernyataan ini menunjukkan harapan untuk kerjasama yang lebih baik di masa depan.
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Bagaimana Elon Musk bisa mendapat keuntungan dari Trump? Berbagai manfaat yang mungkin didapat Musk mencakup isu regulasi, seperti undang-undang ketenagakerjaan, perlindungan lingkungan, tarif pajak lebih rendah, dan lebih banyak kontrak pemerintah untuk SpaceX.
-
Siapa yang memimpin Arab Saudi saat embargo minyak terjadi? Embargo minyak dilakukan oleh Pemimpin Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud pada negara-negara pendukung Israel.
Dengan persetujuan Perry, maka akan ada kemungkinan perusahaan memulai pekerjaan awal untuk tenaga nuklir sebelum kesepakatan dibentuk. Namun, peralatan yang akan masuk ke pabrik belum akan dikirimkan.
Administrasi Keamanan Nuklir Nasional Departemen Energi (NNSA) dalam dokumen tersebut menyebut bahwa perusahaan telah meminta agar administrasi Trump merahasiakan persetujuannya.
"Dalam hal ini, masing-masing perusahaan yang menerima otorisasi khusus untuk (Arab Saudi) telah memberikan kami permintaan tertulis agar otorisasi mereka ditahan dari rilis publik," kata NNSA dalam dokumen tersebut.
NNSA dan Departemen Energi belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan terkait kejelasan dokumen itu.
Di sisi lain, banyak anggota parlemen AS khawatir bahwa dengan berbagi teknologi nuklir kepada Saudi, maka hal itu bisa menyebabkan persaingan senjata nuklir di Timur Tengah.
Pangeran Saudi Muhammad bin Salman mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan senjata nuklir jika musuhnya, Iran, juga melakukannya.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Baca SelengkapnyaPutra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengancam akan memblokade Uni Emirat Arab. Ternyata ini pemicunya.
Baca SelengkapnyaPara produsen mobil sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan penerapan tarif baru oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) cemas melihat rencana Rusia mau meletakan senjata nuklir di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaMeski Bersahabat dengan Elon Musk, Tapi Donald Trump Konsisten Tentang Mobil Listrik
Baca SelengkapnyaTrump terus melontarkan janji-janji untuk membatalkan sebagian besar upaya Joe Biden dalam melawan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaKenapa sejumlah negara Arab selama ini tidak bergerak membantu Palestina karena mereka di belakang bersekongkol dengan Israel.
Baca SelengkapnyaSetiap presiden Amerika Serikat memiliki tas koper nuklir yang sangat misterius.
Baca SelengkapnyaPrabowo dan tim masih punya kesempatan bernegosiasi dengan pemerintahan federal AS di masa transisi kepemimpinan,
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara Timur Tengah mulai menjadi pantauan AS terkait chipset AI.
Baca Selengkapnya