Bikin kicauan pro-Palestina, profesor di Amerika dipecat
Merdeka.com - Seorang Profesor yang kehilangan pekerjaan yang dijanjikan kepadanya setelah mengunggah kicauan di Twitter mengenai perang tujuh pekan antara Palestina dan Israel, dua hari lalu menuntut agar Universitas Illinois di Urbana-Champaign (UIUC) kembali mempekerjakan dirinya. Dia mengutip kebebasan berbicara dan kebebasan akademis sebagai alasan tuntutannya.
Namun pihak universitas mengatakan tetap kokoh dengan keputusannya untuk membatalkan tawaran kepada Steven Salaita terkait kicauan pro-Palestina dan anti-Israel, yang menurut pihak universitas tidak sopan, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (10/9).
Pemberhentian Salaita yang dilakukan pada Agustus lalu atau dua pekan sebelum dia mulai bekerja, telah memicu perdebatan dan protes di UIUC serta kampus lainnya atas kebebasan akademis dan politik.
-
Bagaimana konflik Israel dan Palestina dimulai? Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Israel dan Palestina? Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Jalur Gaza.
-
Kenapa Israel dan Palestina terus berkonflik? Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
-
Apa masalah utama antara Israel dan Palestina? Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir.
-
Apa yang dilakukan Israel ke Palestina? Semua kompak mengutuk kekerasan yang dilakukan Israel.
-
Bagaimana cara menyebarkan kata-kata untuk Palestina? Anda bisa membagikan kata-kata untuk Palestina singkat berikut melalui media sosial. Semakin banyak pengikut yang membaca pesan Anda, diharapkan dapat memberikan dampak dukungan yang semakin besar.
Salaita rutin berkicau selama perang, termasuk pesannya pada 1 Agustus lalu yang berbunyi, "Para pendukung #Israel harus dipaksa untuk melihat foto-foto senyuman anak-anak yang tewas secara berulang kali. #Gaza."
Salaita yang lahir di Amerika Serikat dari orang tua berkebangsaan Yordania dan Palestina telah menulis beberapa buku dan mengajar di Virginia Tech sebelum menerima tawaran sebagai pengajar tetap di UIUC.
Dua hari lalu, sejumlah mahasiswa UIUC bolos kuliah untuk mendengar komentar publik pertama Salaita sejak universitas membatalkan tawarannya buat mengajar di Departemen Kajian Amerika- Indian UIUC.
"Universitas harusnya menjadi wadah orang-orang yang berpikir kritis, harus memicu kreativitas dan pada saat terbaik menentang pandangan politik, ekonomi, dan sosial ortodok," kata Salaita saat berbicara dengan profesor-profesor di UIUC yang membelanya.
Dia membela kicauan-kicauan di Twitter-nya dengan mengatakan bahwa pesan disampaikannya itu penuh kasih sayang dan tanpa sensor, yang mencerminkan keprihatinannya terhadap kematian dari warga Palestina. Salaita menuduh pihak universitas membatalkan tawarannya atas dasar tekanan dari para donatur kaya yang tidak menyukai pandangan pro-Palestina dari dirinya.
Juru bicara UIUC Robin Kaler tidak menjawab pertanyaan Reuters terkait tuduhan Salaita tentang adanya tekanan politik. Dia hanya mengatakan UIUC akan tetap tidak mempekerjakan Salaita.
Perwakilan UIUC, Phyllis Wise, juga memberikan pernyataan pada 22 Agustus lalu bahwa keputusan universitas bukan berdasarkan pada pandangan Salaita mengenai konflik di Timur Tengah melainkan tentang kata-katanya yang tidak sopan.
Namun Salaita berkata bahwa dia bukan seorang anti-Semitisme. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa ini juga dipecat dari kepengurusan organisasi kampus.
Baca SelengkapnyaAl-Arabiya sejak lama dituding pro-Israel dalam peliputannya.
Baca SelengkapnyaProfesor Danny Shaw dipecat dari John Jay College of Criminal Justice, New York, karena mendukung Palestina.
Baca SelengkapnyaNetanyahu: Apa yang Terjadi di Kampus-Kampus Amerika Sangat Mengerikan
Baca SelengkapnyaAgresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober telah menewaskan hampir 22.000 warga Palestina. AS merupakan salah satu pendukung utama Israel.
Baca SelengkapnyaAnak-anak banyak yang menjadi korban kekejaman Israel di Palestina.
Baca SelengkapnyaKonten pro Palestina tersebut diunggah di akun Facebook pejabat bersangkutan.
Baca SelengkapnyaSerangan Udara Israel Tewaskan Ilmuwan Terkenal Palestina Sufyan Tayeh dan Keluarganya
Baca SelengkapnyaMomen PM Israel Benjamin Netanyahu diteriaki oleh pendukung Palestina saat sedang berjalan.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu warga di Inggris ikut dalam demo bela Palestina baru-baru ini.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, pihak Palestina berhasil menahan tentara Israel. Tak diduga sosoknya terlihat ketakutan dan meminta ampun hingga mengumbar sebuah janji.
Baca SelengkapnyaKekerasan Israel juga meningkat di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.
Baca Selengkapnya