China Kirim Mata-mata Buat Hidup Berbaur dengan Muslim Xinjiang
Merdeka.com - Dalam wawancara dengan kantor berita the Associated Press, warga muslim etnis Uighur yang tinggal di pengasingan menggambarkan bagaimana pemerintah China menjalankan program 'pertukaran budaya' dengan menempatkan mata-mata yang hidup berbaur di tengah warga muslim Uighur di Porvinsi Xinjinga, sebelah barat, China.
Dilansir dari laman the Independent, Jumat (30/11), sejak awal 2017 warga Uighur menjadi target aturan ketat dari rezim China, termasuk pemeriksaan di pos militer dan jalanan yang dipantau oleh kamera pengawas yang mampu mengenali wajah.
Menurut koran resmi Partai Komunis China, sebanyak 1,1 juta pejabat daerah dikerahkan untuk selama satu pekan dalam dua bulan sekali untuk hidup bersama di rumah penduduk muslim Uighur.
-
Bagaimana China mengawasi warga Uighur? Lebih lanjut, Astrid juga menjelaskan bahwa perkembangan situasi terkini dari masyarakat Uighur di China, di mana masih banyak CCTV atau kamera pengawas yang mengamati kondisi atau pergerakan warga di sana, khususnya di provinsi Xinjiang. 'Kondisi saat ini masih terjadi pembatasan atau pengawasan, baik secara langsung ataupun tidak langsung menggunakan teknologi yang lebih canggih,' jelasnya.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur? 'Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka,' ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Kenapa warga Uighur dikriminalisasi? 'Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal,' kata Abdul.
-
Siapa saja mantan pejabat Partai Komunis China yang bekerja di Temu? Perusahaan induk dari perusahaan e-commerce, Temu yang berbasis di Tiongkok mempekerjakan sekelompok mantan pejabat Partai Komunis Tiongkok di antara para eksekutif puncaknya.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
Pemerintah menyebut program itu kampanye 'Berbaurlah dan Menjadi Keluarga'. Dalam unggahan di media sosial ada materi yang memperlihatkan warga Uighur menyebut pejabat pemerintah sebagai 'kerabat' baru mereka.
"Lihat, saya punya ibu dari etnis Han sekarang," tulis keterangan salah satu foto yang diunggah warga muslim Ughur bernama Halmurat Idris, 39 tahun, yang tinggal di Istanbul. Etnis Han kini mencapai 90 persen dari populasi China, sedangkan Uighur hanya satu hingga tiga persen.
Para ahli dan kelompok pembela hak asasi meyakin ada sekitar satu juta warga laki-laki Uighur yang kini ditahan di kamp rahasia di seantero Xinjiang. Setelah menyangkal keberadaan kamp itu, pemerintah China kini mulai menyebut mereka sebagai sukarelawan di 'pusat pelatihan'.
Pemerintah menyebut program itu bisa diikuti secara sukarela, namun muslim di China paham jika mereka menentang maka bisa dicap ekstremis.
Warga Uighur minoritas Islam di China Getty Images
Sejumlah unggahan di media sosial memperlihatkan foto 'kerabat baru' di keluarga muslim Uighur itu menghadiri acara pernikahan, pemakaman, dan kegiatan lain yang sifatnya pribadi.
Idris melihat sebuah foto kakak perempuannya sedang bersama seorang wanita tua yang tidak dia kenal.
"Saya ingin muntah. Ketika melihat wanita itu, saya berpikir 'Ugh, orang ini pasti musuh kami'. Kalau musuh kita jadi ibu kita, bayangkan bagaimana perasaan kita?"
Sementara itu hasil analisis citra satelit dari para ahli dan kantor berita Reuters, memperlihatkan setidaknya ada 39 kamp penahanan Uighur di seantero Xinjiang.
Angka itu bertambah jumlahnya tiga kali lipat dalam waktu 17 bulan antara April 2017 hingga Agustus 2018. Dalam citra satelit teranyar ada banyak kamp yang sedang dibangun.
China sejauh ini kerap menyangkal tudingan mereka menekan minoritas Uighur. Wartawan dari sejumlah kantor berita diajak berkeliling ke kamp dan menyaksikan bagaimana pengamanan di sana cukup longgar dan ada sejumlah kegiatan seperti bermain basket dan kegiatan seni.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa AMI menuntut PBB agar membawa kasus tindakan kekerasan China terhadap muslim Uighur ke Mahkamah Internasional.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Uighur Hilang Kontak Tujuh Tahun dengan Keluarga Akibat Aksi Genosida
Baca SelengkapnyaErick siap berada di dalam maupun di luar pemerintahan.
Baca SelengkapnyaChina menganggap kubah dan menara masjid sebagai bentuk pengaruh asing.
Baca SelengkapnyaToleransi antar umat beragama di Xinjiang cukup baik. Masjid ada dimana-mana, gereja juga ada.
Baca SelengkapnyaLaporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan, lonjakan mudik warga China akan memecahkan rekor 9 miliar perjalanan.
Baca SelengkapnyaTak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, per 21 Juli 2024, para WNI dalam keadaan selamat
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, seorang pria berkunjung ke salah satu asrama para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Macau, China.
Baca SelengkapnyaPencari suaka itu dibawa ke gedung Direktorat Jenderal Imigrasi untuk didata.
Baca SelengkapnyaWN China itu baru berada di Indonesia selama dalam hitungan bulan.
Baca Selengkapnya