China Temukan Subvarian Baru dari Omicron
Merdeka.com - Subvarian baru sebagai hasil dari evolusi COVID-19 varian Omicron ditemukan di Yantai, Provinsi Shandong, wilayah China timur.
Subvarian baru Omicron BA.2 ini sebelumnya tidak pernah ditemukan di China daratan, demikian dilaporkan media penyiaran setempat, Senin, seperti dilansir Antara.
Omicron BA.2 terbukti lebih menular dengan masa inkubasi yang lebih singkat.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Bagaimana cara penyakit keturunan diturunkan? Penyakit keturunan merupakan kondisi kesehatan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui faktor genetik. Faktor genetik ini bisa berupa mutasi gen tertentu atau kombinasi genetik yang membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit tertentu.
-
Gen apa yang virus purba berikan kepada nenek moyang manusia? Penemuan ini menunjukkan virus mungkin memainkan peran lebih besar dalam evolusi kita daripada yang kita sadari, menyumbangkan gen yang mungkin memberi sel-sel seperti nenek moyang simbiosis eukariota Amoebidium keunggulan dalam kelangsungan hidup.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Apa saja jenis penyakit keturunan? Ada tiga jenis penyakit keturunan, yaitu Penyakit Monogenik, Penyakit Multifaktorial, dan Penyakit Kromosom.
-
Apa itu penyakit keturunan? Penyakit keturunan juga dikenal sebagai penyakit genetik, yaitu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak.
Di Yantai, telah ditemukan 36 kasus positif COVID-19, selain 34 kasus tanpa gejala.
Menurut pengurutan genetika, 16 kasus termasuk dalam rantai transmisi yang sama ternyata disebabkan oleh Omicron BA.2.
Dalam beberapa hari terakhir, di Yantai dilaporkan terjadi peningkatan kasus.
Ironisnya, kasus subvarian baru ditemukan di pusat-pusat karantina.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) pada Senin melaporkan penambahan 2.666 kasus baru, yang sebanyak 2.472 di antaranya ditemukan di Shanghai.
Pada Minggu (24/4), di Shanghai terdapat 51 kasus kematian baru sehingga jumlah kematian di wilayah China daratan sejak merebaknya COVID-19 pada awal 2020 tercatat 4.776 kasus.
Otoritas China sampai saat ini masih tetap menerapkan kebijakan nol kasus COVID-19 secara dinamis.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaSelain dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, juga terdeteksi di Asia dan Eropa.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca Selengkapnya