Dua Gerilyawan Perempuan Myanmar Meledakkan Diri Saat Dikepung Tentara Junta

Merdeka.com - Dua gerilyawan perempuan Myanmar dari kelompok Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) meledakkan diri pada 7 Januari lalu ketika mereka sudah terkepung oleh tentara junta di perkampungan Kawlin, Wilayah Sagaing. Demikian menurut warga setempat dan pasukan pemberontak.

Su Su Yee, 45 tahun, dan Hnin Si Hlaing, 20 tahun, keduanya anggota pasukan perlawanan Revolusi Kawlin (KR PDF) sedang mengendarai motor dan membawa ranjau rakitan ketika mereka tanpa diduga bertemu dengan pasukan Myanmar yang tengah berpatroli di kampung itu sekitar pukul 09.00 pada 7 Januari.

"Tentara junta menyetop mereka dan akan mulai menggeledah. Tapi ketika tentara sudah mendekat mengepung, mereka meledakkan diri, tidak mau ditangkap," kata juru bicara KR, seperti dilansir The Irrawaddy, Rabu (11/1).

Mereka meledakkan diri menggunakan alat kendali jarak jauh (remote control) dan langsung tewas, kata anggota KR.

"Mereka bertemu langsung dengan 'anjing' dan tahu akan ditangkap," kata anggota KR. "Perempuan yang muda menekan tombol ranjau untuk menyalakan bom bunuh diri."

Korban dari pihak junta dalam peristiwa ini belum diketahui.

"Ranjau itu tidak meledak tanpa sengaja ketika mereka mengendarai motor. Mereka disetop oleh tentara junta. Saya yakin mereka dengan sengaja mengaktifkan ranjau karena mereka tahu tidak akan lolos."

Keesokan harinya rumah di perkampungan Su Su Lwin pun dibumihanguskan tentara junta.

Pasukan junta sebelumnya juga membakar sekitar 10 rumah di Desa Myaung Gyi pada 6 Januari.

Pada hari Tahun Baru pasukan Kawlin melemparkan sejumlah granat ke kota yang dikuasai junta dan menyergap rombongan patroli militer di wilayah itu.

Pasukan gabungan gerilyawan dari Tentara Kemerdekaan Kachin dan pemberontak lokal termasuk Kawlin PDF kerap bentrok dengan tentara rezi Myanmar perkampungan wilayah Sagaing yang berbatasan dengan Negara Bagian Kachin, termasuk Kawlin, Katha, Indaw, dan Htigyaing.

Sagaing menjadi wilayah terdepan dalam perlawanan terhadap junta dari sejumlah kelompok pemberontak sejak kudeta militer ada Februari 2021.