Ibu Ini Sembunyikan Bayinya di Dalam Laci Selama Tiga Tahun, Ditemukan dengan Kondisi Mengenaskan
Anak tersebut ditemukan dalam keadaan yang sangat memprihatinkan dan mengenaskan.
Seorang ibu di Inggris dijatuhi hukuman penjara selama7,5 tahun setelah terungkap bahwa ia menyembunyikan bayi perempuannya dalam laci di bawah tempat tidur selama hampir tiga tahun. Kasus yang mengejutkan ini terkuak di Pengadilan Chester Crown, Inggris barat laut, ketika hakim menyatakan kondisi anak tersebut bagai "hidup dalam kematian".
Dilansir CNN, Jumat (29/11), anak perempuan yang namanya tidak diungkapkan itu ditemukan beberapa minggu sebelum hari ulang tahunnya yang ketiga di kediaman keluarganya di Cheshire. Laporan dari PA Media menyebutkan bahwa anak tersebut mengalami rambut kusut, ruam parah, dan tanda-tanda kekurangan gizi yang serius.
Dalam persidangan terungkap bahwa ibu tersebut, yang identitasnya dirahasiakan karena alasan hukum, menyembunyikan keberadaan anaknya dari suami, anak-anak lainnya, dan masyarakat sekitar. Selama hampir tiga tahun, anak itu tidak pernah dibawa keluar rumah, tidak berinteraksi dengan orang lain, dan tidak menerima perhatian medis yang diperlukan.
"Anda merampas kasih sayang, perhatian, interaksi, makanan yang layak, dan perawatan medis yang sangat dibutuhkan oleh anak itu. Kondisinya benar-benar menghancurkan -- secara fisik, psikologis, dan sosial," jelas Hakim Steven Everett.
Everett juga mengecam tindakan ibu tersebut sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima akal sehat.
Terungkap Tanpa Sengaja
Hakim menekankan tindakan ibu tersebut terungkap secara tidak sengaja ketika pasangan ibu itu menemukan anaknya di dalam sebuah laci. Jaksa penuntut, Sin ap Mihangel, mengungkapkan bahwa saat anak tersebut dibawa ke rumah sakit, kondisinya sangat memprihatinkan, mengalami kekurangan gizi dan dehidrasi.
Selama hidupnya, anak itu hanya diberi makan bubur susu melalui alat suntik. Selain itu, anak tersebut juga memiliki kelainan langit-langit mulut sumbing yang tidak pernah mendapatkan perawatan.
"Anak ini disembunyikan di dalam laci, tidak pernah diajak keluar, dan tidak pernah bertemu orang lain selain ibunya," ungkap jaksa.
Dalam pernyataan yang mengejutkan, jaksa tersebut menambahkan bahwa anak itu ditinggalkan sendirian saat ibunya bekerja, mengantar anak-anak lainnya ke sekolah, atau bahkan ketika ibunya menginap di rumah kerabat selama perayaan Natal.
Trauma Mendalam
Kasus ini terungkap ketika pasangan ibu, yang tinggal bersamanya, mendengar suara aneh dari salah satu kamar tidur. Setelah menyelidiki, ia menemukan anak tersebut terjebak di dalam laci dan segera melaporkannya kepada anggota keluarga serta pihak layanan sosial.
Ketika petugas sosial tiba, mereka mendapati kondisi anak itu sangat memprihatinkan. Menurut laporan dari petugas, sang ibu tampak tidak menunjukkan rasa empati dan bersikap tenang. Kuasa hukum terdakwa, Matthew Dunford, menyatakan bahwa kesehatan mental kliennya, hubungan yang penuh kekerasan dengan ayah anak tersebut, serta tekanan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 menciptakan "keadaan yang luar biasa." Ia juga menambahkan bahwa anak-anak lain dari sang ibu dirawat dengan baik dan kini tidak lagi tinggal bersamanya.
Anak perempuan tersebut kini tinggal bersama keluarga angkat yang menggambarkannya sebagai "anak cerdas yang perlahan-lahan mulai hidup kembali." Namun, mereka juga menekankan bahwa trauma yang dialami anak itu masih sangat mendalam.
"Dia bahkan tidak tahu namanya sendiri ketika kami memanggilnya," ungkap keluarga angkat dalam pernyataan di pengadilan.