Ilmuwan Temukan Fakta Baru Mengejutkan Tentang Megalodon
Analisis jaringan enamel gigi dari megalodon hiu kuno oleh peneliti mengungkap fakta baru tentang hewan ini.
Ilmuwan Temukan Fakta Baru Mengejutkan Tentang Megalodon
Analisis jaringan enamel gigi dari megalodon hiu kuno oleh peneliti mengungkap binatang bergigi tajam dan besar ini merupakan hewan laut berdarah panas.
Berdarah panas
7 Derajat lebih panas
Peneliti mengatakan megalodon hiu kuno ini memiliki suhu rata-rata 27 derajat Celcius dan juga dapat mempertahankan suhu tubuhnya 7 derajat lebih panas dari air di sekitarnya.
Tingginya temperatur rata-rata dari hewan ini dipercaya membuat mereka menjadi predator dinamis yang dapat berenang dengan gesit, dapat mencerna makanan secara efisien, dan dapat berenang di dalam air yang dingin, memperluas jangkauan sebaran hewan ini.
-
Apa penemuan ilmiah baru tentang Megalodon? 'Sampel tersebut menunjukkan bahwa megalodon bukan hanya spesies pesisir dan spesies ini bermigrasi melintasi cekungan lautan mirip dengan banyak spesies modern seperti hiu putih besar.'
-
Dimana Megalodon ditemukan? Megalodon tersebar di berbagai belahan dunia; fosil-fosilnya telah ditemukan di Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia.
-
Apa itu Megalosaurus? Sepanjang abad 18 dan 19, para naturalis Eropa memikirkan tulang-tulang aneh dan raksasa dari makhluk-makhluk yang telah lama mati dan ditemukan di pertambangan. Tulang-tulang itu dikirimkan kepada mereka melalui sulur-sulur kolonialisme. Masyarakat adat dan masyarakat dunia pun mempertanyakan sisa-sisa hewan serupa yang jelas tidak lagi berkeliaran di bumi. Pada tahun 1824, ahli geologi Universitas Oxford, William Buckland akhirnya menjuluki potongan kerangka dari Stonefield itu sebagai Megalosaurus yang kini dipercaya menjadi dinosaurus pertama di bumi.
-
Bagaimana Megalosaurus diidentifikasi? Melalui ilmu anatomi komparatif, Buckland yakin bahwa Megalosaurus merupakan reptil raksasa. Potongan-potongan raksasa tersebut melambangkan makhluk yang tidak sama dengan reptil mana pun. Meskipun tulang kakinya menunjukkan hewan dengan kaki tegak seperti kebanyakan mamalia, detail giginya jelas merupakan reptil. Ia membayangkan hewan tersebut memiliki sifat mirip buaya. Fosil gigi buaya dan cangkang penyu di tambang yang sama tampak memperkuat gagasan tersebut.
-
Kapan Megalodon hidup? Live Science mencatat hewan dengan nama ilmiah Otodus Megalodon itu pernah hidup di lautan pada 20 juta hingga 3,6 juta tahun lalu.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan spesies dinosaurus baru ini? Dia tidak tahu pada saat itu bahwa dia mempunyai spesies baru di tangannya. 'Saya merasa jantung saya berdetak kencang,' kata Kyle Atkins-Weltman dari Oklahoma State University kepada Live Science. 'Saya bertanya-tanya, apakah ini benar-benar terjadi pada saya di awal karier saya?'
Penemuan ini juga mengungkap kesuksesan dari megalodon hiu kuno ini dalam memangsa binatang laut lain dan temuan ini sekaligus membuka informasi baru tentang kepunahan dari hewan air raksasa ini.
Hiu putih
Michael Griffiths, penulis utama dari penelitian ini dan paleoklimatolog dari Universitas William Paterson, New Jersey, AS, mengatakan "temperatur badan hiu kuno ini hampir serupa dengan karakteristik hiu putih modern dan hiu mako." "Meskipun begitu, hiu megalodon memiliki temperatur yang lebih hangat daripada kedua hiu predator tersebut, yang membuatnya unik."
Studi tersebut menyatakan hiu megalodon memiliki suhu tubuh yang lebih rendah dibandingkan paus, meskipun mereka sama-sama hewan berdarah panas. "Teorinya adalah dulu hiu megalodon ini berdarah panas hanya pada beberapa bagian pada badannya, berbeda dengan mamalia pada umumnya yang keseluruhan tubuhnya memiliki temperatur yang sama," kata Robert Eagle, rekan penulis dari penelitian ini.
Megalodon ada sekitar 23 juta tahun lalu, kemudian punah sekitar 3,6 juta tahun lalu seiringan dengan menurunnya temperatur dan tinggi permukaan laut.
Sumber: Channel News Asia
Dengan memiliki darah panas, hewan ini dipercaya dapat bertahan hidup pada air laut yang semakin mendingin pada kala itu.
This is feedPasokan makanan
"Bagaimanapun, memiliki darah panas juga menyebabkan hiu ini punah, sebab akibat darah panas, hiu-hiu ini membutuhkan pasokan makanan yang lebih banyak untuk meregulasikan metabolisme tubuhnya," kata rekan penulis lain, Kenshu Shimada dari Universitas De Paul, Chicago.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra