Ilmuwan Temukan Fosil Nenek Moyang Buaya Berusia 215 Juta Tahun, Hidup Jauh Sebelum Dinosaurus
Leluhur buaya ini berasal dari kelompok reptil yang dikenal sebagai aetosaurus.
Leluhur buaya ini berasal dari kelompok reptil yang dikenal sebagai aetosaurus.
-
Kapan fosil dinosaurus tertua ditemukan? Fosil yang ditemukan pada Mei lalu di dekat sebuah waduk di kotamadya Sao Joao do Polesine itu diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun. Demikian menurut paleontolog Rodrigo Temp Müller, yang memimpin tim dari Universitas Federal Santa Maria yang menemukan tulang-tulang itu.
-
Fosil hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda, juga dikenal sebagai cacing pita.
-
Fosil buaya apa yang ditemukan di China? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan. Spesies baru ini diperkirakan memiliki panjang 6 meter, merupakan predator tingkat teratas di lingkungannya.
-
Kapan fosil hewan purba ditemukan? Fosil hewan purba ini ditemukan 25 tahun lalu, tapi ilmuwan baru bisa mengungkap jenisnya.
-
Siapa yang menemukan fosil hewan purba? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Berapa usia fosil dinosaurus tersebut? Saat sedang jalan-jalan dengan anjingnya, seorang pria asal Prancis menemukan fosil dinosaurus berusia 70 juta tahun.
Ilmuwan Temukan Fosil Nenek Moyang Buaya Berusia 215 Juta Tahun, Hidup Jauh Sebelum Dinosaurus
Fosil-fosil yang diidentifikasi sebagai spesies nenek moyang buaya yang hidup sebelum dinosaurus, memberikan gambaran baru tentang kehidupan 215 juta tahun yang lalu. Penelitian yang dipimpin para ilmuwan Universitas Texas di Austin dan dipublikasikan dalam jurnal The Anatomical Record awal tahun ini mengungkapkan spesies baru, Garzapelta muelleri, dari kelompok reptil yang dikenal sebagai aetosaurus.
“Berbeda dengan kerabat dinosaurusnya, aetosaurus bukanlah kelompok hewan yang biasa dibicarakan."
Mahasiswa doktoral di Fakultas Geosains Jackson Universitas Texas sekaligus pemimpin penelitian, William Reyes, kepada ABC News.
Aetosaurus, yang hidup pada Zaman Trias, adalah spesies yang mirip dengan buaya modern. Menurut para peneliti, mereka ada sekitar 229 hingga 200 juta tahun yang lalu, sebelum era Jurassic. Fosil-fosil aetosaurus telah ditemukan di seluruh benua, kecuali Antartika dan Australia.
Menurut peneliti, karapas punggung Garzapelta muelleri yang menjadi fosil–lapisan baja keras yang menutupi punggungnya–dalam kondisi lengkap 70 persen, dengan bagian utama dari daerah leher dan bahu hingga ujung ekornya masih utuh.
Reyes menyebut temuan ini sebagai sesuatu yang luar biasa karena tingkat kelengkapan fosil yang jarang ditemukan.
Osteoderm, bagian luar kerangka Garzapelta, terdiri dari lempengan tulang yang keras seperti batu dan paku melengkung. Reyes menjelaskan, Garzapelta memiliki kemiripan dengan buaya modern tetapi dengan ciri-ciri yang mengingatkan pada armadillo.
Studi ini juga menetapkan bahwa Garzapelta hidup sekitar 215 juta tahun yang lalu dan sebagian besar adalah hewan omnivora, berbeda dengan buaya modern yang cenderung karnivora.
Nama Garzapelta muelleri diambil dari Garza County di barat laut Texas, tempat fosil ini ditemukan.
Bagian "pelta" dalam namanya merujuk pada perisai, menggambarkan kerangka yang keras seperti baju besi. Sementara bagian "muelleri" diambil untuk menghormati Bill Mueller, seorang ahli paleontologi dari Texas Tech University yang pertama kali menemukan kerangka fosil aetosaurus ini pada tahun 1989.
“Suatu hari mereka menemukan fosil tersebut ketika sedang mencari daratan,” kata Reyes kepada ABC News.
“Mereka melihat beberapa pecahan tulang di permukaan dan memutuskan untuk menggali, menyadari bahwa mereka menemukan karapas yang terkait dengan aetosaurus besar.”
Setelah kematian Mueller pada 2009, Reyes mengatakan rekan-rekan Mueller berkumpul untuk menyelesaikan beberapa proyek yang belum dirampungkan Mueller.
Para peneliti mengklaim, Garzapelta adalah spesies aetosaurus baru berdasarkan perbandingan dengan fosil-fosil serupa.
Untuk menentukan Garzapelta sebenarnya adalah spesies aetosaurus baru, para peneliti membandingkan kerangka tersebut dengan kerangka aetosaurus purba serupa.
“Karapas G. muelleri menunjukkan tingkat kemiripan yang mencolok antara paratypothoracin Rioarribasuchus chamaensis dan desmatosuchins,” kata para peneliti dalam penelitian tersebut.
Namun, menurut Reyes, kualitas unik kerangka Garzapelta, mulai dari pembentukan lempeng osteoderm hingga tanda dan tonjolan yang berbeda pada tulang spesies, membuatnya sangat berbeda dari kerabat aetosaurusnya.
“Sejak penemuan aslinya, banyak spesialis aetosaurus yang bingung dengan identitas taksonomi Garzapelta,” kata Reyes.
“Semua orang sepakat bahwa itu memang spesies baru karena menunjukkan beberapa ciri unik.”
Reyes merefleksikan dampak dari temuannya, dengan mengatakan, "Garzapelta adalah contoh bagus tentang betapa kerennya hewan-hewan ini dan sungguh luar biasa bisa memperkenalkan 'tangki berjalan' kepada masyarakat yang sudah ada jutaan tahun sebelum dinosaurus ankylosaurian."