Iran Sebut Serangan Israel ke Fasilitas Militer Tak Ada Dampaknya, Produksi Rudal Berjalan Normal
Amerika Serikat secara eksplisit meminta Israel untuk tidak menyerang fasilitas minyak dan nuklir, dan tampaknya Israel mengikuti saran tersebut.
Iran mengumumkan pada Rabu (30/10), produksi rudalnya tetap berjalan normal, meskipun baru-baru ini mengalami serangan udara dari Israel yang menargetkan fasilitas militer mereka pada pekan lalu.
"Tidak ada gangguan dalam proses produksi sistem ofensif seperti rudal" kata Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (31/10).
"Musuh mencoba merusak sistem pertahanan dan ofensif kami," lanjutnya.
Israel menyerang Iran pada Sabtu (26/10), menyasar situs-situs militer dan dianggap sebagai respons terhadap serangan misil yang diluncurkan Iran pada 1 Oktober. Serangan tersebut terjadi setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, serta Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan seorang komandan Korps Garda Revolusi Iran yang dilakukan Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim serangan Israel merusak kemampuan pertahanan dan produksi rudal Iran. Menurut Angkatan bersenjata Iran, serangan tersebut mengakibatkan kematian empat tentara dan menyebabkan "kerusakan terbatas" pada beberapa sistem radar yang ada.
Media di Iran juga melaporkan, seorang warga sipil turut menjadi korban tewas. Israel memberikan peringatan kepada Iran agar tidak melakukan balasan atas serangan tersebut. Meskipun Iran menyatakan mereka tidak ingin perang, mereka berkomitmen untuk memberikan respons yang sesuai terhadap tindakan Israel.